Rabu, 16 Oktober 2013

Keseimbangan Hidup Di Dunia dan Akhirat


Mahluk yang Allah di ciptakan didunia ini berpasang-pasangan ada siang ada malam, ada bumi ada langit, ada matahari ada bulan ada insan laki-laki ada insan perempuan supaya mereka saling kenal mengenal, saling menyangi, mencintai, tolong menolong memberi, memberi manfaat untuk mencari keridhoaan Allah Swt. agar keseimbangan kehidupan seorang insan tercapai, dunia bahagia akhirat bahagia. diuraikan dalam hadist riwayat Ibnu Asakir tentang keseimbangan hidup didunia dan akhirat.
لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا فَاِنَّ الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ عَلَى النَّاسِ
                                                                                                 
"Dari Anas ra, bahwasannya Rasulullah Saw. telah bersabda,  
"Bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar) urusan akhiratnya, dan bukan pula (orang yang terbaik) orang yang meninggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain."
Hadist tersebut di atas menjelaskan tentang kehidupan manusia yang seharusnya, yaitu kehidupan yang berimbang, kehidupan dunia harus diperhatikan disamping kehidupan di akhirat. Islam tidak memandang baik terhadap orang yang hanya mengutamakan urusan dunia saja, tapi urusan akhirat dilupakan. Sebaliknya Islam juga tidak mengajarkan umat manusia untuk konsentrasi hanya pada urusan akhirat saja sehingga melupakan kehidupan dunia.
Dunia adalah sarana yang akan mengantarkan ke akhirat. manusia hidup didunia memerlukan harta benda untuk memenuhi hajatnya, manusia perlu makan, munum, pakaian, tempat tinggal, berkeluarga dan sebagainya, semua ini harus dicari dan diusahakan. Harta juga bisa digunakan untuk bekal beribadah kepada Allah Swt., karena dalam pelaksanaan ibadah itu sendiri tidak lepas dari harta. Contohnya sholat memerlukan penutup aurat (pakaian). ibadah haji perlu biaya yang cukup besar . dengan harta kita bisa membayar zakat, sadaqah, berkurban, menolong fakir miskin dan sebagainya.
Kehadiran kita di dunia ini jangan sampai menjadi beban orang lain. Maksudnya janganlah memberatkan dan menyulitkan orang lain. Dalam hubungan ini, umat Islam tidak boleh bermalas-malasan, apalagi malas bekerja untuk mencari nafkah , sehingga mengharapkan belas kasihan orang lain untuk menutupi keperluan hidup sehari-hari.


Dalam surat al-Qashash ayat 77, Allah mengingatkan: 
وبتغ فيما اتىك الله الدارالأخرة ولاتنس نصيبك من الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ الفسادفى الارض إن الله لايحب المفسدين
Artinya; “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Kehidupan dunia dan akhirat bagaikan mata rantai yang tak terpisahkan, kehidupan dunia harus dinikmati sebagai rahmat Allah, dan dijadikan persiapan untuk menuju kehidupan yang hakiki yang penuh kebahagiaan, yaitu akhirat.
Lebih jauh lagi Nabi menegaskan
اَلْمُؤْ مِنُ اْلقَوِيُّ خَيْرٌوَاَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ اْلمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ اِحْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِا للهِ وَلَاتَعْجِرْ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh allah dari pada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada allah dan janganlah kamu merasa tidak berdaya.”
            Rasulullah memotivasi kita agar kita mmenjadi mukmin yang kuat karena allah menyukai mukmin yang kuat . Dalam mencapai seseuatu yang bermanfaat kita harus bersemangat.  Bersemangat dalam melakukan sesuatu yangt bermanfaat harus juga tetap di iringi dengan memohon pertolongan allah agar dipermudah jalannya  Sebagai umat islam kita dilarang menjadi umat yang lemah karena dapat merugikan diri sendiri
لَاءَنْ يَاءْخُذَ اَحَدُ كُمْ اَحْبَلاً فَيَأْ خُذَحُزْمَةً مِنْ حَطَبٍ فَيَبِيْعَ فَيَكُفَّ اللهُ بِهِ وَجْهَهُ خَيْرٌ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ اُعْطِيَ اَمْ مُنِعَ ) رواه البخارى عن الزبير بن العوام(
Artinya:“Sungguh jika salah seorang diantara kamu membawa seutas kayu bakar lalu kayu itu dijual sehingga allah mencukupkan kebutuhan hidupnya dengan hasil jualannya itu lebih baik dari pada meminta minta kepada orang lain, baik di beri maupun di tolak (tidak diberi)”
            Dalam memenuhi kebutuhan hidup kita harus bekerja keras, mMenjalaini pekerjaan dengan hati yang ikhlas dan tanpa rasa minder walaupun pekerjaan itu diremehkan oleh orang lain. Jika mau bekerja allah berjanji akan mencukupkan kebutuhan kita.  Meminta minta merupakan perbuatan yang di benci dalam islam oleh karena itu kita dilarang untuk melakukannya,.
اِعْمَلْ لِدُ نْيَكَ كَاءَنَّكَ تَعِيْسُ اَبَدًا وَعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَاءَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا  )رواه البيهقى (
Artinya : “bekerjalah untuk duniamu seakan akan kamu akan hidup selamnya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan akan kamu akan mati besok.”
Dalam mengerjakan sesuatu kita harus bersungguh sungguh melakukannya agar hasilnya baik. Namun disaat beribadah kepada allah kita harus dengan setulus hati beribadah kepada-nya seakan akan kita tidak akan pernah hidup lagi (mati besok)
Perintah kerja keras, tekun dan ulet dengan tidak melalaikan kewajiban pokok untuk persiapan kampung akhirat
1. Kerja keras
Kerja keras yaitu melaksanakan suatu pekerjaan dengan gigh tanpa mengenal lelah sesuai dengan kemampuannya sehingga mendapat hasil yang maksimal.
Setiap orang pasti mempunyai kebutuhan masing masing, untuk memenuhi kebutuhannya manusia harus bekerja keras. Seperti bagaimana yang telah dicontohkan oleh rasullah saw. Beliau senang bekerja keras mulai dari kanak kanak sampai dewasa, bahkan ketika sudah menjadi nabipun beliau masih tetap bekerja keras.
2. Tekun
Tekun adalah rajin/telaten dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Orang yang tekun akan bersungguh melakukan apa yang menjadi kewajibannya demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Allah telah menjamin oramng yang tekun dalam melaksanakan perintahnya baik urusan dunia maupun akhirat di jamin mendapatklan keberhasilan.
3. Ulet
Ulet yaitu berusaha dengan berbagai cara yang positif sehingga usahanya berhasil dengan memuaskan. Orang yang ulet dalam berusaha tidak akan pernah putus asa kalau usahanya belum berhasil, dan orang itu akan berusaha mencari jalan lain agar usahanya berhasil.
Allah berfirman dalam Surah Yusuf ;87, yang di dalamnya terdapat larangan untuk berputus asa.
ولا تيئسوأ من روح الله إنه لا يايئس من روح الله الا القوم الكفرون
Artinya: “…dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat allah melainkan kaum yang kafir”
4. Teliti
Teliti adalah perilaku cermat dan hati hati dalam melakukan suatu tindakan/pekerjaan. Sesuatu yang di lakukan dengan teliti akan menghasilkan hasil yang lebih baik disbanding dengan tergesa tega/ gegabah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar