Kamis, 29 September 2016

FITNES usia tua

KISAH INSPIRATIF : Umur 50 tahun belajar fitness, umur 79 tahun jadi model terkenal

Usia bukan penghalang meraih mimpimu, mungkin itulah yang ingin diutarakan oleh Wang Deshun (79 tahun) asal Cina. Bagaimana tidak, pada umurnya yang sudah menginjak kepala 8 itu, beliau masih menggapai keinginannya untuk menjadi seorang model. Bahkan penampilannya mengalahkan model-model muda lainnya dan memukau penonton panggung peragaan busana tersebut. Saat kita lihat, sorot mata beliau menunjukkan keyakinan, langkahnya yang pasti dan bentuk badan yang tegap mencerminkan keyakinan dirinya.
"Saat aku melihatnya, aku merasa dia kembali ke umur 20-an" tulis salah seorang penggemar di media sosial.

Wang memulai karirnya sebagai aktor panggung di Teater Changchun ketika dia berumur 24 tahun. Namun, karena industri hiburan terus berkembang dan teater secara bertahap kehilangan popularitasnya di Changchun, Wang 49 tahun dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Beijing untuk terus mengejar cintanya teater .Namun , kehidupan di Beijing itu sulit . Tidak dapat menemukan pekerjaan akting tradisional , Wang mulai mengembangkan bentuk unik sendiri seni kinerja diam .

Dengan penampilannya sering melibatkan lukisan dirinya dan berdiri diam selama berjam-jam pada suatu waktu Wang mulai memukul gym pada usia 50 .Selama tahun 1980 -an dan awal 1990-an , ia membangun nama untuk dirinya sendiri di Beijing dan dilakukan di luar negeri di tempat-tempat seperti Jerman , Perancis dan Korea Selatan
"Saya bekerja membangun fisik selama empat jam sehari  dan butuh tiga tahun untuk membuat tubuh saya terlihat seperti patung , " kata Wang dalam sebuah wawancara dengan Yangtze Evening Post . Menurut dia, ia terus bekerja setidaknya dua puluh jam setiap hari

Kisah Inspiratif ini juga menarik perhatian Artis Indonesia Wulan Guritno. Di akun instagram pribadinya, wulan guritno menuliskan demikian :
“Wang Deshun (China) baru mulai belajar bahasa Inggris usia 44 tahun, usia 49 tahun mulai belajar drama ke Beijing, di usia 50 tahun belajar fitness, dan di usia 65 tahun Wang Deshun belajar naik kuda. Di usia 70 tahun, Wang Deshun menjadi body builder dan belajar naik speda motor. Baru di usia 79 tahun, Wang Deshun menjadi model. Pada tanggal 25 Maret 2015, penampilan Wang Deshun di panggung fashion show menyedot perhatian media massa. Sejak saat itulah Wang Deshun menjadi sangat terkenal."

"Kisah perjuangan Wang Deshun kembali membuktikan bahwa usia bukan alasan untuk berhenti belajar, berprestasi, atau mengejar impian. Sikap adalah segalanya. Sikap kita terhadap hidup ini akan menentukan masa depan dan prestasi. TIDAK ADA KATA TELAT DALAM APAPUN KALAU ADA KEMAUAN,” tulis Wulan Guritno kepada satu setengah juta pengikutnya di Instagram.

Senin, 26 September 2016

Reso Temmangingngi

Motivasi (Reso Temmangingngi) Dalam Suku Bugis

Dalam hal motivasi berprestasi, terungkap dalam ungkapan Bugis dengan istilah reso (usaha keras). Untuk mencapai prestasi reso merupakan syarat utama. Hal ini menunjukkan bahwa dalam perjuangan untuk mencapai suatu keberhasilan, seseorang haruslah pantang menyerah; ia harus tampil sebagai pemenang. Ungkapan Lontarak berikut mengisyaratkan betapa pentingnya melakukan gerak cepat agar orang lain tidak mendahului kita dalam bertindak:
Aja’ mumaelo’ ribetta makkalla ri cappa alletennge
(Janganlah mau didahului menginjakkan kaki di ujung titian.)

Ungkapan di atas memberi pelajaran bahwa dalam hidup ini terdapat persaingan yang cukup ketat dan untuk memenangkan persaingan itu, semua kemampuan yang ada harus dimanfaatkan. Titian yang hanya dapat dilalui oleh seorang saja dan siapa yang terdahulu menginjakkan kaki pada titian itu, berarti dialah yang berhak meniti terlebih dahulu. Ini berarti bahwa bertindak cepat dengan penuh keberanian, walaupun mengandung risiko besar merupakan syarat mutlak untuk menjadi pemenang. Namun demikian, tidak ada keberuntungan besar tanpa perbuatan besar dan tidak ada perbuatan besar tanpa risiko yang besar. Dalam sebuah ungkapan Lontarak ditekankan:

Resopa natinulu, natemmanginngi malomo naletei pammase Dewata Seuwaee.
(Hanya dengan kerja keras dan ketekunan, sering menjadi titian rahmat Ilahi.)

Ungkapan itu memberi pelajaran bahwa untuk memperoleh keberhasilan, seseorang tidak hanya berdo’a, tetapi harus bekerja keras dan tekun.

Ambo Enre (1992) mengutip sebuah ungkapan pesan Bugis bagi perantau-perantau sebelum meninggalkan kampung halaman sebagai berikut.

Akkellu peppeko mulao,
a’bulu rompeko murewe’.

(Bergundul licinlah engkau pergi, berbulu suaklah engkau kembali).

Pesan itu diperuntukkan kepada para perantau agar terdorong bekerja keras di negeri rantauannya. Serta mempunyai tekad yang kuat untuk tidak kembali ke kampung halamannya sebelum berhasil. Dalam kaitannya dengan usaha, waktu atau kesempatan merupakan salah satu faktor penentu dalam meraih kemenangan (Tang, 2007). Hal ini ditegaskan dalam ungkapan Bugis disebutkan:
Onroko mammatu-matu napole marakkae naia makkalu
(Tinggallah engkau bermalas-malas hingga kelak datang yang gesit lalu menguasai)

Selain pentingnya menghargai waktu/kesempatan, pentingnya seseorang menghindari perbuatan memetik keuntungan dari hasil jerih payah orang lain, tergambar dalam ungkapan berikut.

Temmasiri kajompie, tania ttaro rampingeng, naia makkalu.
(Tak malu nian si Buncis, bukan ia menyimpan penyanggah, ia yang memanjat)

Ungkapan itu menganjurkan bahwa untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, seseorang dituntut bekerja keras, tidak menyandarkan harapannya kepada orang lain.

Pustaka :

http://bangsabugis.blogspot.com

http://portalbugis.com/