Kamis, 14 November 2013

FORMAT ANALISIS ULANGAN HARIAN DAN ULANGAN SEMESTER

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai analisis ulangan harian.
Salah satu tugas sebagai guru adalah melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari evaluasi adalah sebagai berikut:

Bagi Guru 
·         Evaluasi Daya Serap Siswa;dari hasil evaluasi ,guru diharapkan memiliki gambaran konkret tentang tingkat kompetensi dan daya serap kegiatan pembelajarannya maupun siswa yang masih butuh bimbingan termasuk siswa yang sudah belajar keras namun belum dapat sampai pada ketuntasan kompetensi yang diharapkan. Setelah mengetahui hasil dari evaluasi ini guru diharapkan dapat menyusun rencana tindakan remedial atau enrichment .
·         Evaluasi Materi :hasil evaluasi ini juga menjadi tolok ukur bagi guru bersangkutan untuk mengukur efektivitas materi pembelajaran yang diberikan . Termasuk mengukur tingkat knowledge skill yang dimiliki guru bersangkutan dalam bidang mata pelajaran yang diampunya.
·         Evaluasi Metode Pembelajaran:Seorang guru diharapkan memiliki kecakapan dalam penguasaan materi pelajaran kecakapan pemilihan penggunaan materi mengajar,metodologi dan pemilihan media serta sumber belajar. Termasuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif bagi siswa. Jika hampir sebagian besar siswa anda tidak dapat menguasai pelajaran dengan baik dapat dipastikan dikarenakan kesalahan anda sebagai pengajar baik sebagai pribadi maupun metode pengajarnya.                                                              

     Salah satu bentuk evaluasi adalah penilaian yang tertuang dalam ulangan harian dan ulangan semester.Sudah mutlak bagi guru bahwa setelah melakukan penilaian perlu sekali melaksanakan analisis terhadap ulangan yang telah berlangsung.
 Manfaat analisis dengan mengolah hasil penilaian  adalah untuk mengetahui kemajuan belajar serta kesulitan siswa.
 Jadi kita bisa mengetahui soal -soal mana saja yang tingkat kesulitannya tidak terjangkau oleh siswa sehingga bisa menjadi acuan perbaikan pembelajaran.
 
Adapun format umum yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan analisis ulangan adalah dengan menggunakan Ms. Excel seperti berikut ini.
      
Adapun petunjuk umum pengisian format analisis ulangan harian maupun ulangan semester adalah sebagai  berikut.
  1. Untuk pengisian data seperti "subject" isikan sesuai mata pelajaran yang anda ampu, "class/sem" diisi dengan kelas/ semester yang sedang anda ampu,"basic competency" diisi dengan nomor KD yang akan diujikan, type of claims diisi dengan ulangan harian atau ulangan mid semester atau ulangan akhir semester,"format inst" diisi dengan bentuk tes soal,dan selanjutnya saya rasa cukup jelas.
   2. Untuk pengisian SCORE sesuaikan dengan kisi - kisi yang anda buat pada ulangan harian yang telah anda buat sebelumnya. Jika anda menggunakan bentuk tes pilihan ganda 0 untuk jawaban salah dan satu untuk jawaban benar.
   3. Total Score adalah jumlah skor dengan menggunakan fungsi matematika =SUM (_;_).
   4. Value atau Nilai adalah konversi skor. Silakan menggunakan formula Nilai.
   5. Kolom keterangan Complete diisi bagi siswa yang nilainya mencapai ketuntasan minimal (KKM) dan sebaliknya.
  
   6. Untuk baris Total Score bagian bawah gunakan formula yang sama pada fungsi "SUM".
   7. Total maximum score gunakan formula = score per soal * banyak siswa .
   8. % score reached /daya serap gunakan formula = (cell total score/cell total max score)*100

   9. Daya serap kelas diperoleh dari cell yang disorot di atas yakni total value/ total max value. Contohnya 1690/3200*100 = 52,8125. Nah ini adalah daya serap di kelas tersebut pada saat mengikuti ulangan harian.
      Cell inilah yang akan menjadi acuan "average off KKM reached" / rata -rata ketercapaian KKM.
   10. Banyak siswa yang tercapai diisi pada kolom number of students who completed dengan persentase disampingnya dan sebaliknya gunakan formula pengurangan sehingga diperoleh persentase siswa yang nilainya tidak mencapai KKM.
   
    Demikian petunjuk pengisian analasis ulangan, berikut silakan DOWNLOAD FORMAT ANALISIS" yang bisa anda kembangkan sendiri.
   Tak ada gading yang tak retak dan tidak ada kesempurnaan di dalam diri saya karena sejatinya kesempurnaan hanya milih Allah.
    Bagi anda yang masih bingung atau ada yang tidak jelas silakan tanyakan di pos komentar. Insya Allah mimin akan balas secepatnya.

Rabu, 16 Oktober 2013

Keseimbangan Hidup Di Dunia dan Akhirat


Mahluk yang Allah di ciptakan didunia ini berpasang-pasangan ada siang ada malam, ada bumi ada langit, ada matahari ada bulan ada insan laki-laki ada insan perempuan supaya mereka saling kenal mengenal, saling menyangi, mencintai, tolong menolong memberi, memberi manfaat untuk mencari keridhoaan Allah Swt. agar keseimbangan kehidupan seorang insan tercapai, dunia bahagia akhirat bahagia. diuraikan dalam hadist riwayat Ibnu Asakir tentang keseimbangan hidup didunia dan akhirat.
لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا فَاِنَّ الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ عَلَى النَّاسِ
                                                                                                 
"Dari Anas ra, bahwasannya Rasulullah Saw. telah bersabda,  
"Bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar) urusan akhiratnya, dan bukan pula (orang yang terbaik) orang yang meninggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain."
Hadist tersebut di atas menjelaskan tentang kehidupan manusia yang seharusnya, yaitu kehidupan yang berimbang, kehidupan dunia harus diperhatikan disamping kehidupan di akhirat. Islam tidak memandang baik terhadap orang yang hanya mengutamakan urusan dunia saja, tapi urusan akhirat dilupakan. Sebaliknya Islam juga tidak mengajarkan umat manusia untuk konsentrasi hanya pada urusan akhirat saja sehingga melupakan kehidupan dunia.
Dunia adalah sarana yang akan mengantarkan ke akhirat. manusia hidup didunia memerlukan harta benda untuk memenuhi hajatnya, manusia perlu makan, munum, pakaian, tempat tinggal, berkeluarga dan sebagainya, semua ini harus dicari dan diusahakan. Harta juga bisa digunakan untuk bekal beribadah kepada Allah Swt., karena dalam pelaksanaan ibadah itu sendiri tidak lepas dari harta. Contohnya sholat memerlukan penutup aurat (pakaian). ibadah haji perlu biaya yang cukup besar . dengan harta kita bisa membayar zakat, sadaqah, berkurban, menolong fakir miskin dan sebagainya.
Kehadiran kita di dunia ini jangan sampai menjadi beban orang lain. Maksudnya janganlah memberatkan dan menyulitkan orang lain. Dalam hubungan ini, umat Islam tidak boleh bermalas-malasan, apalagi malas bekerja untuk mencari nafkah , sehingga mengharapkan belas kasihan orang lain untuk menutupi keperluan hidup sehari-hari.


Dalam surat al-Qashash ayat 77, Allah mengingatkan: 
وبتغ فيما اتىك الله الدارالأخرة ولاتنس نصيبك من الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ الفسادفى الارض إن الله لايحب المفسدين
Artinya; “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Kehidupan dunia dan akhirat bagaikan mata rantai yang tak terpisahkan, kehidupan dunia harus dinikmati sebagai rahmat Allah, dan dijadikan persiapan untuk menuju kehidupan yang hakiki yang penuh kebahagiaan, yaitu akhirat.
Lebih jauh lagi Nabi menegaskan
اَلْمُؤْ مِنُ اْلقَوِيُّ خَيْرٌوَاَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ اْلمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ اِحْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِا للهِ وَلَاتَعْجِرْ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh allah dari pada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada allah dan janganlah kamu merasa tidak berdaya.”
            Rasulullah memotivasi kita agar kita mmenjadi mukmin yang kuat karena allah menyukai mukmin yang kuat . Dalam mencapai seseuatu yang bermanfaat kita harus bersemangat.  Bersemangat dalam melakukan sesuatu yangt bermanfaat harus juga tetap di iringi dengan memohon pertolongan allah agar dipermudah jalannya  Sebagai umat islam kita dilarang menjadi umat yang lemah karena dapat merugikan diri sendiri
لَاءَنْ يَاءْخُذَ اَحَدُ كُمْ اَحْبَلاً فَيَأْ خُذَحُزْمَةً مِنْ حَطَبٍ فَيَبِيْعَ فَيَكُفَّ اللهُ بِهِ وَجْهَهُ خَيْرٌ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ اُعْطِيَ اَمْ مُنِعَ ) رواه البخارى عن الزبير بن العوام(
Artinya:“Sungguh jika salah seorang diantara kamu membawa seutas kayu bakar lalu kayu itu dijual sehingga allah mencukupkan kebutuhan hidupnya dengan hasil jualannya itu lebih baik dari pada meminta minta kepada orang lain, baik di beri maupun di tolak (tidak diberi)”
            Dalam memenuhi kebutuhan hidup kita harus bekerja keras, mMenjalaini pekerjaan dengan hati yang ikhlas dan tanpa rasa minder walaupun pekerjaan itu diremehkan oleh orang lain. Jika mau bekerja allah berjanji akan mencukupkan kebutuhan kita.  Meminta minta merupakan perbuatan yang di benci dalam islam oleh karena itu kita dilarang untuk melakukannya,.
اِعْمَلْ لِدُ نْيَكَ كَاءَنَّكَ تَعِيْسُ اَبَدًا وَعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَاءَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا  )رواه البيهقى (
Artinya : “bekerjalah untuk duniamu seakan akan kamu akan hidup selamnya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan akan kamu akan mati besok.”
Dalam mengerjakan sesuatu kita harus bersungguh sungguh melakukannya agar hasilnya baik. Namun disaat beribadah kepada allah kita harus dengan setulus hati beribadah kepada-nya seakan akan kita tidak akan pernah hidup lagi (mati besok)
Perintah kerja keras, tekun dan ulet dengan tidak melalaikan kewajiban pokok untuk persiapan kampung akhirat
1. Kerja keras
Kerja keras yaitu melaksanakan suatu pekerjaan dengan gigh tanpa mengenal lelah sesuai dengan kemampuannya sehingga mendapat hasil yang maksimal.
Setiap orang pasti mempunyai kebutuhan masing masing, untuk memenuhi kebutuhannya manusia harus bekerja keras. Seperti bagaimana yang telah dicontohkan oleh rasullah saw. Beliau senang bekerja keras mulai dari kanak kanak sampai dewasa, bahkan ketika sudah menjadi nabipun beliau masih tetap bekerja keras.
2. Tekun
Tekun adalah rajin/telaten dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Orang yang tekun akan bersungguh melakukan apa yang menjadi kewajibannya demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Allah telah menjamin oramng yang tekun dalam melaksanakan perintahnya baik urusan dunia maupun akhirat di jamin mendapatklan keberhasilan.
3. Ulet
Ulet yaitu berusaha dengan berbagai cara yang positif sehingga usahanya berhasil dengan memuaskan. Orang yang ulet dalam berusaha tidak akan pernah putus asa kalau usahanya belum berhasil, dan orang itu akan berusaha mencari jalan lain agar usahanya berhasil.
Allah berfirman dalam Surah Yusuf ;87, yang di dalamnya terdapat larangan untuk berputus asa.
ولا تيئسوأ من روح الله إنه لا يايئس من روح الله الا القوم الكفرون
Artinya: “…dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat allah melainkan kaum yang kafir”
4. Teliti
Teliti adalah perilaku cermat dan hati hati dalam melakukan suatu tindakan/pekerjaan. Sesuatu yang di lakukan dengan teliti akan menghasilkan hasil yang lebih baik disbanding dengan tergesa tega/ gegabah.

Selasa, 08 Oktober 2013

Senyum-Senyum Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam dalam suatu kesempatan pernah bersabda,”Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah”. (Riwayat At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi). Subhanallah! Ini termasuk ibadah yang paling mudah. Dengan menampilkan gerak ekspresif seakan tertawa pada muka kita tapi tanpa suara, maka kita sudah melakukan suatu ibadah. Inilah salah satu kesempurnaan cakupan Islam. Hal-hal yang kecil diperhatikan dan begitu dihargai.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tidak hanya mengenjurkan umatnya untuk menebarkan senyuman dan menampilkan muka berseri-seri kepada saudaranya. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam adalah teladan dalam perbuatannya tersebut. Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam adalah sebaik-baik contoh dalam hal menebarkan senyuman dan menampilkan wajah yang berseri-seri.

Bagian dari Akhlak Nabi
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam merupakan manusia yang paling istimewa akhlaknya. Begitu juga dalam hal senyuman. Kehidupan Rasulullah senantiasa dihiasi dengan senyuman. Para sahabat adalah saksi kehidupan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam yang penuh dengan senyuman.
Abdullah bin Al-Harist Radliyallahu’anhu menuturkan, yang artinya,”Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebuh banyak tersenyum daripada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam “. (Riwayat At-Tirmidzi)
Al-Husein Radliyallahu’anhu, cucu beliau, menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata,” Aku bertanya kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa tersenyum, budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas…..” (Riwayat At-Tirmidzi)
Dalam sebuah riwayat disebutkan pula, ”Belum pernah aku menemukan orang yang paling banyak tersenyum seperti halnya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam “. (Riwayat At-Tirmidzi)
Dalam kehidupan rumah tangga, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam juga merupakan seorang suami yang penuh canda dan senyum. Aisyah Radliyallahu’anha mengungkapkan, yang artinya, ”Adalah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam ketika bersama istri-istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes dan semulia-mulia manusia yang dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum simpul”. (Riwayat Ibnu Asakir)
Selain merupakan bagian dari akhlak mulia Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, senyum juga merupakan cara tertawa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliau tidak pernah tertawa terbahak-bahak. Saat tertawa, baliau hanya manyunggingkan senyum.
Aisyah Radliyallahu’anha bercerita, yang artinya, “Tidak pernah saya melihat Raulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum”. (Riwayat Al-Bukhari)

Sebagian Senyum Rasulullah
Kehidupan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam yang penuh dengan senyum tidak hanya termuat dalam hadist-hadist yang singkat. Cerita-cerita yang terdapat dalam hadist seringkali mangisahkan tentang senyuman-senyuman Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam.
Anas bin Malik Radliyallahu’anhu adalah seorang anak yang menjadi pembantu Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Ketika mendapati Anas yang lalai mengerjakan tugasnya, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tidaklah marah. Namun beliau malah tersenyum. Berikut penuturan Anas.
Anas bin Malik berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling mulia akhlaknya, paling lapang dadanya, dan paling luas kasih sayangnya, suatu hari aku diutus Nabi untuk suatu keperluan, lalu aku berangkat. Di tengah jalan, aku menemui anak-anak yang sedang bermain. Dan aku pun ikut bermain bersama mereka sehingga aku tidak jadi memenuhi suruhan beliau. Ketika aku sedang asyik bermain, tanpa sadar, ada seorang berdiri memperhatikan di belakangku dan memegang pundakku. Aku menoleh ke belakang dan aku melihat rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tersenyum kepadaku lalu berkata, ‘Wahai Unais apakah engkau telah mengerjakan perintahku?’ Aku pun bingung dan berkata, ‘Ya, aku akan pergi sekarang ya Rasulullah!’ Demi Allah, aku telah melayani beliau selama sepuluh tahun dan beliau tidak pernah berkata kepadaku, ‘mengapa kau kerjakan ini? Mengapa kau tidak mengerjakannya?’”.
Menghadapi ancaman dari utusan kafir besar pun Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam masih tersenyum. Cerita tersebut bermula dari Abdullah ibn Hudzafah yang mengantarkan surat ajakan masuk Islam dari rasulullah kepada kisra, raja Persia. Singkat cerita kisra yang marah setelah setelah membaca surat dari Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam ingin menangkap Abdullah ibn Hudzafah yang keburu pulang. Maka, Kisra menyuruh Badzan, wakilnya di Yaman, untuk mengutus dua oarng kuat dari Hijaz untuk membawa kembali Abdullah bin Hudzafah.
Setelah menemui Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam, dua utusan itu memberikan surat badzan dan berkata, “Maharaja Kisra menulis surat kepada raja kami, Badzan, untuk menjemput kembali orang yang datang kepadanya beberapa hari yang lalu. Kami datang untuk menjemputnya. Jika engkau mengizinkan, Kisra mengucapkan terima kasih kepadamu dan membatalkan niatnya untuk menyerangmu. Jika engkau enggan mengizinkannya, maka dia sebagaimana engkau ketahui, kekuatannya akan memusnahkanmu dan kaummu”.
Rasulullah pun tersenyum dan berkata kepada utusan itu, “Sekarang pulanglah kalian berdua dan besok kembali lagi”.
Keesokan harinya, utusan itu kembali menemui Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam dan berkata, “Apakah engkau telah mempersiapkan apa yang akan kami bawa menemui Kisra?”.
Nabi berkata, “Kalian berdua tidak akan menemui Kisra setelah hari ini. Allah akan membunuhnya. Pada malam ini, bulan ini, anaknya, Syirawaih akan membunuhnya”.
Mereka menatap tajam wajah rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam mereka terlihat sangat geram lalu berkata,”Kau sadar apa yang kau ucapkan? Kami akan mengadukanmu kepada Badzan”.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, “Silahkan! Katakan kepadanya, ‘Agamaku akan sampai dan tersebar di kerajaan Kisra.’ Dan kamu, jika engkau masuk Islam aku akan menjadikan raja bagi kaummu”.
Kedua utusan itu pergi dari hadapan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka langsung mnemui Badzan dan menceritakan apa yang telah terjadi. Badzan berkata, “Jika benar apa yang kalian katakan, berarti dia benar adalah seorang nabi. Jika tidak, kita lihat a[pa yang akan terjadi”.
Benarlah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Syirawaih membunuh Kisra. Lalu masuklah Badzan ke Islam, demikian juga orang-orang Furs dan Yaman.
Terhadap orang-orang kafir yang terkalahkan saat pembukaan kota mekkah, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam pun membebaskan mereka sembari tersenyum. Tidak ada pembalasan dendam disertai kebencian walaupun perbuatan orag kafir saat kaum muslim masih si mekkah sangat keji.
Inilah yang dikatakan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam saat bertemu dengan orang kafir yang telah kalah ketika Fathu Makkah, “Wahai segenap kaum Quraisy…! Apakah menurut sangkaan kalian, yang akan aku lakukan terhadap kalian?”
Mendengar itu tampillah musuh Islam kemarin, Suheil bin ‘Amar, memberikan jawaban, “Sangka yang baik…! Anda adalah saudara kami yang mulia…,dan putera sauara kami yang mulia…!.
Sebuah senyuman yang bagaikan cahaya, tersungging di kedua bibir Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam kekasih Allah itu, lalu serunya:”Pergilah kalian…!Semua kalian bebas…!.
Demikianlah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Saat menghadapi masalah yang menjengkelkan manusia biasa, saat berhadapan dengan orang yang menyakiti beliau, saat berhadapan dengan musuh, beliau masih menyerupakan seorang yang menebarkan senyum. Subhanallah !

Pada Tempatnya
Meskipun beliau seseorang yang senantiasa menebarkan senyuman, namun beliau pun menempatkan senyuman pada tempatnya. Bila peraturan-peraturan Allah dilanggar, wajah beliau akan memerah karena marah. ‘Aisyah Radliyallahu’anha menuturkan kepada kita, yang artinya, “Pada suatau ketika, Rasulullah baru kembali dari sebuah lawatan. Sebelumnya ku telah menirai pintu rumahku dengan korden tipis yang bergambar. Kitika melihat gambar tersebut Rasulullah langsung merobeknya hingga berubah rona wajah beliau seraya berkata, “Wahai ‘Aisyah ! sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang meniru ciptaan Allah”. (Muttafaq ‘Alaih)
Senyum masih tersungging pada wajah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam jika ada perlakukan yang tidak mengenakkan ditimpakan kepada beliau. Namun jika perlakukan tidak benar itu sudah menyentuh wilayah syariah Allah Subhanahu wa Ta’ala , maka beliau pu bertindak tegas.
Siapa saja yang ingin mengikuti rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, maka ikutilah pula bagaimana rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam dalam beramah tamah dan mudah menebarkan senyuman. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bukanlah pribadi yang bermuka sangar dengan mata tajam mengerikan dan rona wajah yang cemberut. Beliau adalah seseorang yang senantiasa tersenyum, bahkan pada orang yang menyakiti dan perilaku menjengkelkan. Walaupun demikian, beliau adalah juga seorang yang tegas dalam masalah kebenaran. Siapa yang mengaku muslim, maka hanya Rasulullahlah teladan yang utama.

Majalah Elfata 3 Vol. 07 hal. 16

Rabu, 24 Juli 2013

Surga

JANNAH (SURGA) DI DALAM AL QUR'AN

 

Tempat terindah yang sangat didambakan oleh segenap insan adalah jannah (surga). Bahkan ada sebahagian orang yang ingin menciptakan tempat paling indah di dunia ini yang mereka namakan dengan surga atau surga dunia.
Keinginan yang sangat untuk masuk ke jannah (surga) di jelaskan di dalam Al Qur'an sebagai berikut:

Dan mereka berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk jannah kecuali orang yang menjadi Yahudi atau Nasrani.” Itulah angan-angan mereka. Katakanlah: “Tunjukkanlah buktimu jika kamu orang-orang yang benar” (QS. 2 ayat 111)

Maka mengapakah orang-orang yang kafir bersegera ke arah engkau, dari kanan dan dari kiri berkelompok? Apakah setiap orang dari mereka berharap untuk masuk jannah yang penuh kenikmatan? (QS. 70 ayat 36-38)

Jannah (surga) yang mereka inginkan adalah suatu tempat akhir yang penuh dengan kesenangan abadi. Tidak ada kesusahan, penderitaan, kepanasan, kedinginan, dan segala macam keadaan yang tidak diinginkan oleh manusia. Siang dan malam mereka hanya berhadapan dengan kesenangan dan kebahagiaan. Hanya orang-orang bodoh yang tidak ingin masuk ke sana. Keinginan untuk masuk ke dalam jannah itu diungkapkan oleh semua manusia dengan berbagai permintaan secara langsung atau hanya melalui angan-angan. Bahkan kebanyakan mereka yakin bahwa hanya dengan berdoa/meminta, mereka akan bisa masuk jannah. Apakah begitu mudahnya masuk ke tempat yang penuh dengan kesenangan abadi itu yang luasnya seluas langit dan bumi?


APAKAH JANNAH ITU?


Jannah lebih dikenal di kalangan muslim pada umunya dengan nama surga. Jannah bentuk mufrad dan jamaknya jannaanun dan jannaatun. Jannah artinya al hadiiqatu dzaatusy syajar atau kebun/taman. Jadi, surga adalah sebuah taman atau kebun.
Melihat artinya, kita akan menggambarkan bahwa surga adalah sebuah kebun, tempat yang penuh dengan pohon-pohonan dan buah-buahan. Atau sebuah taman, maka kita akan memberikan hiasan tambahan yaitu: lampu-lampu jalan, bangku-bangku panjang, taman bermain, dan lain-lain. Ya seperti itulah keadaan surga yang kelak akan kita masuki. Sebuah taman dan kebun yang disediakan oleh Tuhan penuh dengan fasilitas buat seluruh manusia yang selama hidup di dunia mau berbakti kepada-Nya. Di dunia ini, apabila fasilitas yang disediakan sudah tidak bertaraf asal-asalan, maka masuk ke sana tidak lagi gratis contohnya taman buah mekarsari atau taman bunga wiladatika atau taman-taman lainnya.
Surga yang kelak menjadi tempat terakhir manusia dirancang oleh Tuhan sebegitu hebatnya, mempunyai kesenangan yang tidak ada bandingannya di alam ini, dan tidak asal-asalan. Lalu mengapa kita menganggap surga yang dibuat Tuhan itu asal-asalan, dengan beranggapan bahwa masuk kesana itu mudah. Asalkan rajin meminta (berdoa), asalkan banyak menyebut namanya (berzikr), dan asalkan banyak mengirim rahmat (shalawat) kepada yang mempromosikannya (Rasulullah Muhammad)? Kalau memang seperti itu, kasihan sekali orang-orang yang patuh beribadah yang setiap saat melakukan amal kebaikan (infak, shadaqah, dan lain-lain) mengharap pahala dan ampunan harus sama kedudukannya dengan orang-orang yang setiap saat hanya bergantung pada prasangka dan angan-angan.



ARTI LAIN JANNAH BUKAN CUMA SURGA TETAPI JUGA KEBUN
Dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka karena mencari ridha Allah dan peneguhan dari dalam diri mereka, seperti sebuah kebun di tanah tinggi yang hujan lebat menimpanya, lalu memberikan makanannya dua kali lipat. Jika tidak ada hujan lebat maka ada hujan gerimis. Dan Allah mengetahui dengan apa yang kamu kerjakan. (QS. 2 ayat 265)

Apakah berkeinginan salah seorang dari kamu bahwa ada untuknya sebuah kebun kurma dan anggur yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai; untuknya di dalamnya dari setiap buah-buahan, dan masa tua menimpanya dan baginya keturunan yang lemah. Lalu kebun itu ditimpa suatu pusaran angin yang di dalamnya ada api, maka terbakarlah. Seperti itulah Allah menerangkan untukmu ayat-ayat agar kamu berfikir. (QS. 2 ayat 266)

atau ada bagimu sebuah kebun kurma dan anggur, lalu dipancarkan sungai-sungai di celah-celahnya dengan pancaran yang keras. (QS. 17 ayat 91)

Sesungguhnya Kami telah menguji mereka sebagaimana Kami telah menguji pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka benar-benar akan memetiknya di waktu shubuh, (QS. 68 ayat 17)

Dan mengapa ketika engkau masuk kebun engkau, engkau tidak mengatakan: “Apa yang Allah mau, tidak ada kekuatan melainkan karena Allah”, jika engkau melihat aku lebih sedikit harta dan anak dari engkau, (QS. 18 ayat 39)

Maka mungkin saja Rabbku akan memberikanku yang lebih baik dari kebun engkau dan mengutus perhitungan atasnya dari langit, lalu jadilah dia sebuah tanah yang licin. (QS. 18 ayat 40)

Dan dia masuk ke kebunnya dan dia zhalim untuk dirinya, ia berkata: “Aku tidaklah menyangka bahwa (surga) ini akan binasa selama-lamanya, (QS. 18 ayat 35)

Sesungguhnya benar-benar ada untuk kaum Saba' pada tempat tinggal mereka suatu ayat. Dua kebun dari sebelah kanan dan sebelah kiri. Makanlah dari rezki Rabbmu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negeri yang baik dan Rabb yang Maha Pengampun. (QS. 34 ayat 15)

Dan masih banyak ayat-ayat yang lain yang mengatakan bahwa arti lain jannah adalah kebun. Diantaranya: QS. 18 ayat 32, QS. 34 ayat 16, QS. 6 ayat 99, QS. 6 ayat 141, QS. 13 ayat 4, QS. 23 ayat 19, QS. 25 ayat 8, QS. 26 ayat 57, 134, 147, QS. 36 ayat 34, QS. 44 ayat 25, QS. 50 ayat 9, QS. 71 ayat 12, QS. 78 ayat 16.


JANNAH BERADA DI BUMI


Pada solar system kita ditemukan ada 11 buah planet. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan 3 buah planet katai (dwarf planet) yaitu: Ceres, Pluto, dan Eris. Jumlah ini sesuai dengan ayat Al Qur'an:

Ketika Yusuf berkata kepada bapaknya: “Hai bapakku, sesungguhnya aku (mimpi) melihat sebelas planet, matahari dan bulan. Aku melihat mereka bersujud kepadaku.” (QS. 12 ayat 4)

Bumi atau sebutan lainnya 'Ardl (Arab) atau earth (inggris) disebut di dalam Al Qur'an sebanyak 463 kali. Dan di antara 11 planet itu, hanya bumilah yang ada kehidupan. Seperti yang dijelaskan pula di dalam Al Qur'an:

Dan sesungguhnya benar-benar Kami telah menempatkan kamu di muka bumi dan Kami menjadikan kehidupan-kehidupan untukmu di dalamnya. Sedikit sekali kamu yang bersyukur. (QS. 7 ayat 10)

Dan bumi yang Kami telah bentangkannya dan Kami menancapkan di dalamnya gunung-gunung dan Kami telah menumbuhkan di dalamnya dari setiap sesuatu yang ditimbang. Dan Kami telah menjadikan untukmu kehidupan-kehidupan di dalamnya dan apa yang sekali-kali bukan kamu yang memberi rezki kepadanya. (QS. 15 ayat 19-20)

Hanya planet bumi yang terdapat kehidupan secara ilmiah dapat dibuktikan dilihat dari dua hal yaitu suhu dan atmosfir. Hal itu disebabkan jarak yang ideal antara bumi dengan matahari dibandingkan jarak planet-planet lainnya. Ahli geologi Amerika, Frank Press dan Raymond Siever, menunjukkan keistimewaan suhu rata-rata di bumi. Mereka menyatakan, “kehidupan seperti yang kita ketahui hanya mungkin terjadi pada selang suhu yang sangat sempit. Selang suhu ini mungkin hanya 1 atau 2 persen dari selang suhu antara nol mutlak dan suhu permukaan matahari.”

Manusia mengalami dua kali kematian dan dua kali kehidupan (QS. 2 ayat 28, QS. 40 ayat 11).
Kematian yang pertama, dia belum berbentuk sesuatu yang dapat disebut dan tidak bernyawa.
Kematian yang kedua, dia dicabut nyawanya.
Kehidupan yang pertama, dia diberikan nyawa.
Kehidupan yang kedua, dia dibangkitkan.
Proses kehidupan dan kematian manusia itu terjadi di bumi. Bukan di planet lain atau di langit.

Dia berkata: “Pindahlah kamu berdua, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan untukmu di bumi itu tempat tetap dan kesenangan hingga waktunya”. Dia berkata: “Di dalamnya kamu hidup dan di dalamnya kamu mati, dan daripadanya kamu akan dikeluarkan”. (QS. 7 ayat 25)

Apabila kehidupan, kematian, dan kebangkitan terjadi di bumi, maka itu artinya tempat yang kelak akan Allah jadikan sebagai alam akhir nanti dimana siksaan dan kesenangan abadi menunggu manusia adanya di bumi yang hari ini kita pijak. Bagaimana Al Qur'an menjelaskan hal itu?

Pada hari sa'at (Qiamat) nanti, Allah akan menghancurkan alam ini termasuk bumi. Bumi Allah akan porak-porandakan dengan bencana-bencana alam seperti gempa, angin puting beliung, hujan meteor, dan banjir sehingga bumi ini menjadi rata, terbakar, dan kosong.

Keterangan pertama:

Apabila matahari itu digulung, dan apabila bintang-bintang itu jatuh berguguran, dan apabila gunung-gunung itu dijalankan, dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan, dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dibakar, dan apabila jiwa-jiwa dipasangkan, dan apabila yang ditanam hidup-hidup ditanya, dengan kesalahan apa mereka dibunuh?, dan apabila lembaran-lembaran itu dibuka, apabila langit itu dikupas, dan apabila Jahim dinyalakan, dan apabila surga dihampirkan, setiap jiwa mengetahui apa yang telah dia hadirkan. (QS. 81 ayat 1-14)

Di ayat tersebut di atas menjelaskan:
1. Matahari yang hancur
2. Meteor-meteor berjatuhan
3. Gunung-gunung meletus (api) atau meleleh (es)
4. Semua harta yang paling berharga (unta-unta bunting) ditinggalkan
5. Semua binatang-binatang liar berkumpul di suatu tempat menandakan akan terjadinya bencana
6. Lautan suhunya naik menjadi panas dan meluap
7. Manusia-manusia dibangkitkan
8. Saksi-saksi dihadirkan (termasuk anak-anak perempuan yang dibunuh pada zaman jahiliyah)
9. Catatan amal diperlihatkan
10. Alam terang benderang
11. Jahim (neraka) dinyalakan
12. Surga dihampirkan.

Proses kejadian di atas itu terjadi di muka bumi yang dimulai dengan kehancuran alam semesta yang efeknya menimpa bumi, sampai akhirnya dinyalakan neraka dan dihampirkan surga.

Keterangan kedua:

Apabila bumi itu diguncangkan dengan keguncangannya, dan bumi itu mengeluarkan beban-bebannya, dan manusia berkata: "Mengapa dia?" pada hari itu bumi menceritakan kabarnya, dengan sesungguhnya Rabb engkau telah mewahyukan kepadanya. Pada hari itu manusia berangkat dengan keadaan berbeda-beda untuk diperlihatkan amal-amal mereka. Maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, dia akan melihatnya, dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, dia akan melihatnya. (QS. 99 ayat 1-8)

Pada hari sa'at (kiamat) nanti, bumi mengalami keguncangan dahsyat dan semua isi di dalamnya berhamburan keluar. Bisa kita bayangkan bagaimana berantakannya bumi dan keadaan manusia di atas permukaannya pada hari itu. Setelah itu manusia bangkit dalam keadaan yang bermacam-macam untuk melihat amal perbuatannya. Setelah bumi itu hancur menjadi rata, semua manusia dibangkitkan kembali hari itu di tempat yang sama dengan keadaan bumi yang berbeda.

Keterangan ketiga:

Apabila langit itu pecah, dan langit mengizinkan Rabbnya dan sudah semestinya ia. Dan apabila bumi itu diratakan, dan ia melemparkan apa yang di dalamnya dan ia menjadi kosong, dan bumi mengizinkan Rabbnya dan sudah semestinya ia. Hai manusia, sesungguhnya engkau yang bekerja keras kepada Rabb engkau, maka akan menemui-Nya. Maka adapun orang yang menerima kitabnya di sebelah kanannya, maka kelak dia akan dihisab dengan hisab yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya dengan gembira. Dan adapun orang yang diberikan kitabnya di sebelah punggungnya, maka kelak dia akan menyeru suatu kebinasaan, dan dia akan memasuki neraka yang menyala. (QS. 84 ayat 1-12)

Langit menjadi pecah (atmosfir berantakan) dan bumi diratakan. Bumi melemparkan semua yang di dalam maupun di atas permukaanya, lalu ia menjadi kosong. Setelah itu terjadilah kebangkitan. Manusia dihadapkan kepada penghisaban amalnya masing-masing. Di hadapan mereka menanti surga dan neraka.

Keterangan keempat:

Dan mereka bertanya kepada engkau tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Rabb-ku akan menghamburkannya dengan sehambur-hamburnya, lalu Dia akan membiarkannya menjadi tanah rata juga hampa, Pada hari itu mereka mengikuti seorang penyeru tidak ada yang bengkok bagi (seruan) nya, dan khusyu suara-suara bagi Yang Maha Baik, maka tidaklah kamu mendengar melainkan bisikan. (QS. 20 ayat 105-108)

Gunung-gunung akan Allah hancurleburkan menjadi rata dan hampa. Setelah itu segalanya menjadi sepi. Hanya bisikan-bisikan orang yang kebingungan saat mereka dibangkitkan..

Keterangan kelima:

Dan mereka tidak mengukur Allah sebenar-benar ukuran-Nya padahal bumi semuanya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit akan dilipat dengan tangan kanan-Nya. Maha Kuasa Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Dan ditiup sangkakala, maka pingsanlah siapa yang di langit dan siapa yang di bumi kecuali siapa yang Allah mau. Kemudian ia ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Dan menjadi terang bumi itu dengan cahaya Rabb-nya dan dilahirkan (dibuka) isi Kitab itu dan didatangkan nabi-nabi dan syuhada dan diselesaikan di antara mereka dengan kebenaran dan mereka tidak akan dizhalimi. Dan disempurnakan tiap-tiap diri apa yang telah dia amalkan dan Dia lebih mengetahui dengan apa yang mereka kerjakan. Dan orang-orang yang kafir dihalau ke neraka Jahanam dengan berombong-rombong. Sehingga apabila mereka datang kepadanya, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkata kepada mereka yang menjaganya: “Bukankah telah datang kepadamu rasul-rasul di antara kamu yang membacakan atas kamu ayat-ayat Rabb-mu dan memberi peringatan kepadamu pertemuan harimu ini”. Mereka berkata: “Sebenarnya ya”, dan akan tetapi telah tetap kalimat azab itu atas orang-orang yang kafir. Dikatakan: “Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam yang kekal di dalamnya”. Maka seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang sombong. Dan di halau orang-orang yang bertaqwa kepada Rabb mereka ke jannah dengan berombong-rombong. Sehingga apabila mereka mendatanginya dan dibukakan pintu-pintunya dan berkata kepada mereka yang menjaganya: “Salam atas kamu, baik-baiklah kamu, maka masukilah ia dengan kekal”. Dan mereka berkata: “Puji itu bagi Allah yang telah membenarkan kepada kami janji-Nya dan telah mewariskan kepada kami bumi yang kami tempati dari jannah itu di mana saja kami mau. Maka sebaik-baik balasan orang-orang yang beramal. Dan engkau melihat malaikat-malaikat itu melingkar di sekeliling ‘arsy, mereka bertasbih dengan memuji Rabb-nya; dan diselesaikan di antara mereka dengan kebenaran dan dikatakan: “Puji itu bagi Allah, Rabb semua mahluk”. (QS. 39 ayat 67-75)

Di tiup sangkakala yang pertama semua mahluk mati kecuali para malaikat. Ditiup yang kedua kali, semua manusia bangkit dan menunggu keputusan. Kemudian bumi menjadi terang, dibangkitkan para saksi, dihitung amal perbuatan, lalu di hadapan mereka ada neraka dan surga.
Di situ jelas sekali bahwa bumi setelah porak-poranda dan gelap gulita tiba-tiba menjadi terang dan terlihat rata. Dan perkataan orang-orang jannah yang memuji Allah karena telah memberikan bumi yang berisi jannah.

Keterangan keenam:

Pada hari bumi itu diganti dengan bumi yang lain dan (juga) langit. Dan mereka keluar kepada Allah yang Maha Satu lagi Maha Kuasa. Dan engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu mereka dibelenggu dengan rantai. (QS. 14 ayat 48)

Pada hari kiamat keadaan bumi diganti dengan keadaan lain, begitu juga langit. Bumi yang kita pijak adalah bumi yang sama dan langit yang di atas kita adalah langit yang sama. Hanya saja bumi pada hari akhir nanti setelah digusur hebat akan diganti keadaannya dan langit akan dikupas menjadi lebih terang bukan karena panas matahari, tetapi dengan cahaya Allah.

Berdasarkan beberapa keterangan ayat di atas, jelas bagi kita bahwa jannah dan naar (neraka) bukan di langit atau tempat lain, tetapi ada di bumi yang sekarang kita pijak. Tetapi keadaannya tidak seperti sekarang, banyak gedung-gedung, manusia, serta kehidupan-kehidupan lainnya. Keadaan bumi nanti setelah diratakan seperti sebuah tanah lapang yang sepi dan terang dengan cahaya yang tidak bisa digambarkan terangnya, tapi tidak panas dan menyengat seperti matahari. Pada hari itu tidak ada kebisingan, hanya suara bisikan-bisikan orang-orang yang berharap cemas menanti hisab. Kemudian neraka dinyalakan dan surga disediakan. Setelah itu masing-masing golongan (kafir dan bertaqwa) akan digiring ke tempatnya masing-masing (jannah dan naar).
Pujian itu kepunyaan Allah!

Rabu, 17 Juli 2013

Huruf Hijaiyah

Makhorijul Huruf Hijaiyah

Makhorijul Huruf [Tempat Keluarnya Huruf-Huruf Hijaiyyah].
 بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاةوالسلام على رسول الله وعلى آله ومن والاه أما بعد.
Al Qur’anul Karim adalah Kalamulloh [Firman Alloh] yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril. Al Qur’an merupakan mu’jizat terbesar bagi kaum muslimin yang menjadi sumber segala ‘ilmu baik aqidah, fiqih, nahwu dan penjelas serta pembantah bagi orang yang berbuat durhaka. Bahkan Al Qur’anul Karim pun dapat menjadi obat dan rohmat yang tiada tara. Dan membaca Al Qu’an merupakan ibadah.
Alloh dan Rosul-Nya telah mewajibkan kaum muslimin untuk dapat membaca Al Qur’an dengan tartil.
Alloh Jalla wa ‘ala berfirman,

ورتل القرآن ترتيلا

“Dan bacalah Al Qur’an itu dengan tartil [Al Muzammil :4].

“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya,
mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” [Al Baqoroh :121].
Dan Firman-Nya :
ورتلناه ترتيلا
“…Dan kami membacanya dengan teratur” [Al Furqon :32].
Maka wajib bagi kita untuk membaca Al Qur’an sesuai dengan apa yang telah Alloh turunkan. Dan tidaklah mungkin seorang muslim dapat membaca Al Qur’an dengan tartil [disertai dengan hukum-hukumnya] kecuali dengan belajar ilmu tajwid. Dan salah satu pembahasan yang penting dalam ilmu tajwid adalah pembahasan tentang makhorijul huruf, yang dengan mempelajari ilmu tersebut kita dapat membedakan satu huruf dengan huruf yang lainnya. Untuk itu marilah kita simak apa itu makhorijul huruf?.
MAKHROJ secara bahasa adalah tempat keluarnya sesuatu. Sedangkan menurut istilah adalah tempat keluarnya huruf dan perbedaan satu dengan yang lainnya.
Dan telah terjadi khilaf [perselisihan] diantara para ulama tentang jumlah makhorijul huruf.
  1. 29 makhroj, karena semua huruf mempunyai tempat keluar yang khusus . Mereka berdalil bahwasannya kalau masing-masing huruf itu tidak ada makhroj khusus, maka tidak bisa dibedakan antara satu dengan yang lainnya.
  2. 17 makhroj, ini adalah pendapatnya madzhab jumhur diantaranya Imam Ibnul Jazary, Kholil bin Ahmad Al Farohidiy.
  3. 16 makhroj, dengan membuang makhoj rongga mulut [Al Jauf] mereka menjadikan “alif” sama keluarnya dengan “hamzah”, “ya” di tengah lisan dan “wawu” di kedua bibir. Dan ini adalah pendapatnya Sibawaih dan Asy Syathibi.
  4. 14 makhroj, dengan membuang makhroj Al jauf[ rongga mulut] dan menjadikan huruf “lam”, “ro’” dan “nun” satu makhoj dan ini adalah pendapatnya Ibnu Kaisan, Qurthub, Al Jarmy, Ibnu Ziyad dan Al Faro’.
Dari pendapat-pendapat ini yang rojih adalah pendapat jumhur. Kemudian dari 17 makhroj ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu :
1). AL JAUF [rongga mulut, yakni celah panjang yang berada di belakang tenggorokan sampai ke mulut. Keluar darinya huruf-huruf mad yaitu ا و ي
Terkumpul dalam kalimat : نوحيها - أونينا - أتجا د لونني
2). AL HALQ [tenggorokan] , yang terbagi menjadi 3 bagian:
  1. Tenggorokan bagian bawah, keluar darinya huruf ء dan ه
  2. Tenggorokan bagian tengah, keluar darinya huruf ح dan ع
  3. Tenggorokan bagian atas, keluar darinya huruf غ dan خ
3). AL LISAAN [lisan], dibagi menjadi 10 bagian :
  1. Pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ق
  2. Bawah pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ك
  3. Tengah lisan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ش, ي dan ج
  4. Salah satu tepi lisan sampai pada ujungnya berpapasan dengan langit-langit atas, keluar darinya huruf ل
  5. Tepi lisan bertemu dengan gigi geraham dan langit langit atas, keluar darinya huruf ض
  6. Ujung lisan di bawah makhroj ل bertemu dengan bagian atas dari langit-langit atas, keluar darinya huruf ن
  7. Punggung lisan denga gusi atas, keluar darinya huruf ر
  8. Ujung lisan dengan antara ujung dua gigi atas dan bawah [ dengan tetap ada lubang [celah] diantara keduanya yaitu antara ujung lisan dan 2 gigi atas dan bawah], keluar darinya huruf ص, س dan ز
  9. Ujung lisan bertemu dengan pangkal dua gigi atas, keluar darinya huruf ط ,د dan ت
  10. Ujung lisan bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya huruf ث, ذ dan ظِ
4). ASY SYAFATAAN [kedua bibir], yang terbagi menjadi 4 bagian :
  1. Perut bibir bawah bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar darinya huruf ف
  2. Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan sedikit menekan, keluar darinya huruf ب
  3. Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan menekan sedikit lebih ringan, keluar darinya huruf م
  4. Bertemunya antara bibir atas dan bawah namun ada sedikit rongga, keluar darinya huruf و
5). AL KHOYSYUUM [Batang hidung], keluar darinya sifat ghunnah [ dengung], yaitu mim [م] dan nun [ ن ] yang bertasydiid, urutannya ada 5 yaitu:
  1. Syiddah
  2. Naaqis
  3. bighunnah
  4. Ikhfa’
  5. Sukun Berharokat.
Maroji’ :
- Panduan Praktis Tajwid & bid’ah–bid’ah seputar
- Al Qur’an serta 250 Kesalahan dalam Membaca Al Fatihah oleh Abu Hazim Muhsin bin Muhammad Bashory.
-oOo-
Bab Makhorijul huruf adalah salah satu bab yang sangat penting dalam ilmu tajwid.
Makhroj (المخرج) secara bahasa adalah: “Tempat keluar” (محل خروج).
Dan secara istilah adalah :

محل خروج الحرف وتمييزه من غيره
“Tempat keluarnya huruf dan pembeda antara satu huruf dengan
huruf yang lainnya.”.

Tempat-tempat keluarnya huruf ini dibagi secara umum dan secara khusus.
Tempat-tempat keluarnya huruf secara umum ada 5 :
  1. Rongga mulut (الجوف)
  2. Tenggorokan (الحلق)
  3. Lidah (اللسان)
  4. Dua bibir (الشفتين)
  5. Rongga hidung (الخيشوم)
Adapun tempat-tempat keluarnya huruf secara rinci ada 17 :
  1. Rongga mulut (huruf mad yang tiga : (ا،و،ي)
  2. Pangkal tenggorokan (ء،ه)
  3. Tengah tenggorokan (ع،ح)
  4. Ujung tenggorokan (غ،خ)
  5. Pangkal lidah paling belakang (ق)
  6. Pangkal lidah sedikit ke depan (ك)
  7. Tengah lidah dengan langit-langit (ج،ش،ي)
  8. Sisi lidah bertemu geraham atas (ض)
  9. Dibawah sisi lidah setelah dhad (ل)
  10. Ujung lidah setelah lam (ن)
  11. Ujung lidah setelah nun (ر)
  12. Ujung lidah bertemu gusi atas (ط،د،ت)
  13. Ujung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas (ظ،ذ،ث)
  14. Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah (lebih dekat ke bawah) (ص،س،ز)
  15. Bibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi atas (ف)
  16. Dua bibir (و،ب،م)
  17. Rongga hidung (ghunnah/ dengung)         
                                              

Selasa, 16 Juli 2013

Makharijul Huruf (1)

Makharijul Huruf (2)

Makharijul Huruf (2)

Dalam ilmu tajwid dan qiraah dikenal istilah makharijul huruf. Makharijul merupakan bentuk jamak dari kata makhraj, yang artinya tempat keluar dan al-huruf artinya huruf yang memiliki bentuk jamak al-huruufu, sehingga membentuk kata majemuk makhaarijul huruuf.
Secara bahasa, makharijul huruf adalah tempat keluarnya huruf-huruf ketika huruf-huruf itu diucapkan. Sedangkan secara istilah, makharijul huruf adalah tempat keluarnya huruf-huruf ketika huruf tersebut dibunyikan. Ketika membaca Al-Qur’an, setiap huruf harus dibunyikan sesuai makhraj hurufnya. Kesalahan yang sering kita temukan adalah mengucapkan huruf atau makhraj huruf yang tidak sesuai dengan tempatnya, sehingga dapat menimbulkan perbedaan makna atau kesalahan arti pada bacaan yang telah dibaca. Kesalahan ini bahkan dapat menyebabkan dosa, terutama jika dilakukan dengan sengaja dan sadar.
a.    
              a. Pembagian Makharijul Huruf
Terdapat perbedaan pendapat mengenai pembagian makharijul huruf. Imam Syibawaih dan Asy-Syatibhi berpendapat bahwa makhraj huruf ada 16, sedangkan menurut Imam Al-Fara ada 14 makhraj huruf. Namun, dalam kitab Ar-Raid Fi Tajwidil Qur’an, Ibnu Jazari berpendapat bahwa makhraj huruf terbagi ke dalam 17 bagian. Ini adalah pendapat yang paling kuat. Selanjutnya, ke-17 makhraj huruf ini dibagi ke dalam lima tempat, sebagai berikut :
1.      
            Rongga Mulut (al-Jauf)
Huruf-hurufnya adalah alif, wau, dan ya’ dalam keadaan sukun.
2.       Tenggorokkan (Al-Halq)
-          Tenggorokkan terdekat (Adnan Halqi)              : Kha dan Ghain
-          Tenggorokkan tengah (Wasthul Halqi)              : ha dan ‘ain
-          Tenggorokkan terjauh (Aqshal Halqi)                : hamzah dan Ha

3.       Lidah (Al-Lisan)
-          Pangkal Lidah (Aqshallisan)
o   Dengan langit-langit belakang               : Qaf
o   Di depan makhraj huruf Qaf                  : Kaf
-          Tengah Lidah (Wasthullisan) dengan langit-langit tengah         : Kha, ya’ dan Syin
-          Lidah terdekat (Adnallisan)
o   Bertemu dengan langit-langit depan                                  : Lam
o   Di belakang makhraj huruf Lam                                            : Nun
o   Di belakang huruf Nun dengan memasukkan punggung lidah : Ra’
-          Ujung Lidah (Tharfullisan)
o   Ujung lidah dengan gusi dua gigi seri atas                        : Tha, Dal, dan Ta’
o   Ujung lidah dengan dinding dua gigi seri atas                 : Tsa, Zha, dan Dzal.
o   Ujung lidah diantara dua gigi seri                                         : Sin, zai, dan Shad.

4.       Dua Bibir (Asy-Syafatain)
-          Merapatkan bibir                                                        : Wau dan Mim
-          Mengumpulkan/memonyongkan dua bibir     : Wau
-          Menyentuh ujung dua gigi seri atas dengan bawah : Fa’

5.       Rongga Hidung (Al-Khaisyum)
-          Khaisyum yaitu huruf yang keluar dari pangkal hidung. Makhraj ini keluar satu makhraj, yaitu huruf-huruf dengung (al-ghunnah). Setidaknya ada empat tempat yang berbunyi dengung. Salah satunya adalah ghunnah musyaddadah.