Mahluk yang Allah di ciptakan didunia ini
berpasang-pasangan ada siang ada malam, ada bumi ada langit, ada matahari ada
bulan ada insan laki-laki ada insan perempuan supaya mereka saling kenal mengenal,
saling menyangi, mencintai, tolong menolong memberi, memberi manfaat untuk
mencari keridhoaan Allah Swt. agar keseimbangan kehidupan seorang insan
tercapai, dunia bahagia akhirat bahagia. diuraikan dalam hadist riwayat Ibnu
Asakir tentang keseimbangan hidup didunia dan akhirat.
لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ
لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا فَاِنَّ
الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ عَلَى النَّاسِ
"Dari
Anas ra, bahwasannya Rasulullah Saw. telah bersabda,
"Bukanlah yang
terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar)
urusan akhiratnya, dan bukan pula (orang yang terbaik) orang yang
meninggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia
memperoleh kedua-duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan
ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain."
Hadist tersebut di atas menjelaskan tentang
kehidupan manusia yang seharusnya, yaitu kehidupan yang berimbang, kehidupan
dunia harus diperhatikan disamping kehidupan di akhirat. Islam tidak memandang
baik terhadap orang yang hanya mengutamakan urusan dunia saja, tapi urusan
akhirat dilupakan. Sebaliknya Islam juga tidak mengajarkan umat manusia untuk
konsentrasi hanya pada urusan akhirat saja sehingga melupakan kehidupan dunia.
Dunia adalah sarana yang akan mengantarkan ke
akhirat. manusia hidup didunia memerlukan harta benda untuk memenuhi hajatnya,
manusia perlu makan, munum, pakaian, tempat tinggal, berkeluarga dan sebagainya,
semua ini harus dicari dan diusahakan. Harta juga bisa digunakan untuk bekal
beribadah kepada Allah Swt., karena dalam pelaksanaan ibadah itu sendiri tidak
lepas dari harta. Contohnya sholat memerlukan penutup aurat (pakaian). ibadah
haji perlu biaya yang cukup besar . dengan harta kita bisa membayar zakat,
sadaqah, berkurban, menolong fakir miskin dan sebagainya.
Kehadiran kita di dunia ini jangan sampai
menjadi beban orang lain. Maksudnya janganlah memberatkan dan menyulitkan orang
lain. Dalam hubungan ini, umat Islam tidak boleh bermalas-malasan, apalagi
malas bekerja untuk mencari nafkah , sehingga mengharapkan belas kasihan orang
lain untuk menutupi keperluan hidup sehari-hari.
Dalam surat al-Qashash ayat 77, Allah mengingatkan:
وبتغ فيما اتىك
الله الدارالأخرة ولاتنس نصيبك من الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ
الفسادفى الارض إن الله لايحب المفسدين
Artinya; “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.”
Kehidupan
dunia dan akhirat bagaikan mata rantai yang tak terpisahkan, kehidupan dunia
harus dinikmati sebagai rahmat Allah, dan dijadikan persiapan untuk menuju
kehidupan yang hakiki yang penuh kebahagiaan, yaitu akhirat.
Lebih jauh lagi Nabi menegaskan
اَلْمُؤْ مِنُ اْلقَوِيُّ خَيْرٌوَاَحَبُّ اِلَى
اللهِ مِنَ اْلمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ اِحْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِا
للهِ وَلَاتَعْجِرْ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai oleh allah dari pada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing
masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu untuk mencapai sesuatu yang
bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada allah dan janganlah kamu merasa
tidak berdaya.”
Rasulullah memotivasi kita agar kita mmenjadi mukmin yang
kuat karena allah menyukai mukmin yang kuat . Dalam mencapai seseuatu yang
bermanfaat kita harus bersemangat. Bersemangat dalam melakukan sesuatu
yangt bermanfaat harus juga tetap di iringi dengan memohon pertolongan allah
agar dipermudah jalannya Sebagai umat islam kita dilarang menjadi umat
yang lemah karena dapat merugikan diri sendiri
لَاءَنْ يَاءْخُذَ اَحَدُ كُمْ اَحْبَلاً فَيَأْ
خُذَحُزْمَةً مِنْ حَطَبٍ فَيَبِيْعَ فَيَكُفَّ اللهُ بِهِ وَجْهَهُ خَيْرٌ مِنْ
اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ اُعْطِيَ اَمْ مُنِعَ ) رواه البخارى عن الزبير بن العوام(
Artinya:“Sungguh jika salah
seorang diantara kamu membawa seutas kayu bakar lalu kayu itu dijual sehingga
allah mencukupkan kebutuhan hidupnya dengan hasil jualannya itu lebih baik dari
pada meminta minta kepada orang lain, baik di beri maupun di tolak (tidak
diberi)”
Dalam
memenuhi kebutuhan hidup kita harus bekerja keras, mMenjalaini pekerjaan
dengan hati yang ikhlas dan tanpa rasa minder walaupun pekerjaan itu diremehkan
oleh orang lain. Jika mau bekerja allah berjanji akan mencukupkan kebutuhan
kita. Meminta minta merupakan perbuatan yang di benci dalam islam
oleh karena itu kita dilarang untuk melakukannya,.
اِعْمَلْ لِدُ نْيَكَ كَاءَنَّكَ تَعِيْسُ اَبَدًا
وَعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَاءَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا )رواه البيهقى (
Artinya : “bekerjalah untuk duniamu
seakan akan kamu akan hidup selamnya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan akan
kamu akan mati besok.”
Dalam mengerjakan sesuatu kita harus
bersungguh sungguh melakukannya agar hasilnya baik. Namun disaat beribadah
kepada allah kita harus dengan setulus hati beribadah kepada-nya seakan akan
kita tidak akan pernah hidup lagi (mati besok)
Perintah kerja keras, tekun dan ulet
dengan tidak melalaikan kewajiban pokok untuk persiapan kampung akhirat
1. Kerja keras
Kerja keras yaitu melaksanakan suatu
pekerjaan dengan gigh tanpa mengenal lelah sesuai dengan kemampuannya sehingga
mendapat hasil yang maksimal.
Setiap orang pasti mempunyai
kebutuhan masing masing, untuk memenuhi kebutuhannya manusia harus bekerja
keras. Seperti bagaimana yang telah dicontohkan oleh rasullah saw. Beliau
senang bekerja keras mulai dari kanak kanak sampai dewasa, bahkan ketika sudah
menjadi nabipun beliau masih tetap bekerja keras.
2. Tekun
Tekun adalah rajin/telaten dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Orang
yang tekun akan bersungguh melakukan apa yang menjadi kewajibannya demi
mendapatkan apa yang ia inginkan. Allah telah menjamin oramng yang tekun dalam
melaksanakan perintahnya baik urusan dunia maupun akhirat di jamin mendapatklan
keberhasilan.
3. Ulet
Ulet yaitu berusaha dengan berbagai
cara yang positif sehingga usahanya berhasil dengan memuaskan. Orang yang ulet
dalam berusaha tidak akan pernah putus asa kalau usahanya belum berhasil, dan
orang itu akan berusaha mencari jalan lain agar usahanya berhasil.
Allah berfirman dalam Surah Yusuf ;87,
yang di dalamnya terdapat larangan untuk berputus asa.
ولا تيئسوأ من روح الله إنه لا يايئس من روح الله الا القوم الكفرون
Artinya: “…dan janganlah kamu berputus
asa dari rahmat allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat allah
melainkan kaum yang kafir”
4. Teliti
Teliti adalah perilaku cermat dan
hati hati dalam melakukan suatu tindakan/pekerjaan. Sesuatu yang di lakukan
dengan teliti akan menghasilkan hasil yang lebih baik disbanding dengan tergesa
tega/ gegabah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar