"Manajemen Konflik dalam Keluarga"
Narasumber: Siti Urbayatun, S.Psi, M.Psi Seminar online KHARISMA Women and Education bulan Juni 2009 kali ini bersama nara sumber dari Yogyakarta Ibu Siti Urbayatun, S.Psi, M.Psi mengangkat tema tentang Manajemen Konflik dalam keluarga. Beliau merupakan salah satu dosen di fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, konsultan di eramuslim.com dan merupakan Komisaris di Lembaga Psikologi terapan Cahaya Ummat Yogyakarta. kesibukan beliau yang sangat padat tidak mengurungkan niat beliau untuk melanjutkan jenjang pendidikan S3 beliau dalam program Doktor Psikologi UGM. Semol kali ini dihadiri lebih dari 25 peserta dari berbagai negara yang mengakses Semol melalui fasilitas YM dan Paltalk. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap keluarga berharap keluarga yang mereka bina menjadi keluaraga yang sakinah, mawadah dan warahmah. tetapi adakalanya permasalahan-permasalahan yang hadir dalam kehidupan berkeluarga membutuhkan sebuah manejemen yang baik agar permasalah yang hadir dapat segera diatasi dan tidak mengganggu hubungan keharmonisan di dalam kehidupan berkeluarga. ternyata manajemen Konflik di dalam kehidupan berumah tangga sudah diaturoleh islam di dalam Al-Quran. Islam adalah agama lengkap yang mengatur segala aspek dimensi kehidupan. Salah satunya adalah keluarga dan problematikanya. Keluarga adalah sebuah realisasi dari amal soleh, penelaahan ruhiyah dan sekaligus realisasi dari beberapa aspek yang lain. Kesuksesan yang sesungguhnya bukan direalisasikan hanya dalam aspek bermasyarakat dan profesi saja, tetapi aspek keluarga juga harus mendapatkan porsi yang sama. Kehidupan berkeluarga dalam Islam disinggung di dalam Al-Quran Surat Ar-Rum: 21 yang berbunyai "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir". Dalam kehidupan berkeluaraga pasti terdapat konflik-konflik dan promblematika yang harus dihadapi dan harus diselesaikan dengan cara yang paling tepat. Alangkah baiknya jika permasalah-permasalahan yang ada diselesaikan dengan cara yang benar dan islami. Permasalahan yang terjadi biasanya menyangkut: 1. Permasalahan ekonomi Hal ini biasanya terkait dengan masalah pendapatan yang didapatkan oleh sang istri jauh lebih besar dari pendapatan sang suami.Adakalanya superioritas suami sedikit terganggu dalam situasi seperti di contohkan di atas. 2. Perbedaan pendapat dan prinsip 3. Permasalahan dengan keluarga besar. Permasalahan terjadi disebebkan karena keluarga besar terlalu mencampuri urusan internal keluarga 4. perkembangan psikologis atau kepribadian masing-masing pasangan Pemecahan dari permasalahan-permasalahan di atas adalah dengan: 1.Jalan komunikasi dan meningkatakan pemahaman masing-masing pasangan. 2. Saling memahami dan mengetahui kondisi psikologis pasangan masing-masing 3. Memperhatikan perasaan pasangan masing-masing atau meningkatkan perasaan empati kita terhadap pasangan. Contoh manajeman konflik di dalam Islam sudah digambarakan di dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 34-36 yang menyinggung konflik yang terjadi di dalam keluarga Rasulullah Saw. Ketika istri-istri beliau berkomplot dan protes serta meminta nafkah lebih terhadap apa yang telah Rasul beri. Karena hal tersebut maka turunlah surat Annisa ayat 34-36 tersebut yang mengatur bagaimana penyelesaian konflik di dalam keluarga. QS. An-Nissa 34 : "Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberi nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka, tinggalkanlahmereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukulah mereka. Tetapi jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh Allah maha tinggi, Maha besar". QS. An-Nissa 35: "Dan jika kamu khawatir terjadi perseketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada sami-istri itu. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti". QS. An-Nissa 36: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri". Jadi secara garis besarnya konflik keluarga di dalam islam diatur penyelesaiannya sebagai berikut 1. Menasehati jika istri atau pasangan melakukan kesalahan 2. Tinggalkanlah atau pisah ranjang 3. Jika perlu pukulah mereka (dalam tahap ini jika sudah tidak ada jalan yang lain) 4. Memanggil juru damai dari kedua belah pihak. Dalam kehidupan berumah tangga diperlukan rasa saling sayang dan memahami. Dan juga harus diperhatikan juga hal-hal kecil dari pasangan-pasangan kita. Semisal suami harus bisa memahami kondisi istri dan juga sebaliknya. Diperlukan juga adanya waktu refresh bersama-sama . Dan yang penting adalah jika ada permasalahan, akan sangat baik jika dibicarakan bersama dan dikomunikasikan. Hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan untuk menjaga keharmonisan keluarga adalah: 1. memberikan perhatian baik simpati ataupun empati yang tulus 2. memberikan masukan yang jujur dan tulus 3. memberikan panggilan yang baik kepada pasangan Rasulullah Saw memanggil Aisyah dengan sebuatan Humairah yang berarti yang berpipi merah. 4. menjadi pendengar yang baik 5. membuka pembicaraan dengan hal-hal dan topik-topik yang menarik dan menggembirakan. 6. menunjukkan kepada pasangan kita bahwa dialah yang terpenting, jadi memberikan perhatian yang khusus pada pasangan kita. Pertanyaan dan jawaban Semol 1. saya menikah dg laki2 beda negara/budaya.pertanyaan saya (1) bagaimana memenej(mengatur) pernikahan yg beda negara dan budaya.(2) bagaimana menyikapi suami yg emosional,temperamen dan beda usia Jawaban: Untuk menghadapi masalaha kultural, sebaiknya bukan hanya menunggu pasangan untuk beradaptasi tetapi dari kita juga sebaiknya proaktif untuk membuka diri dan beradaptasi dengan pasangan. Untuk perbedaan bersifat teknis sebaiknya kita bisa saling melengkapi dengan pasangan dan berusaha memahaminya. Dan yang paling penting harus ada landasan bersama yaitu Al-Quran sebagai landasan penting dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Bila masalah trus datang, anggaplah itu sebagai sarana kita untuk bisa terus bersabar dan itu merupakan sarana meumbuhkan kepribadian kita dihadapan Allah SWT. 2. Bagaimana perspektif Islam terhadap konflik? perspektif inilah yang akan sangat menentukan bagaimana pasangan suami istri mensikapi konflik, mengelola, dan mencari solusi atas konflik? Jawaban: Berusaha berempati dengan pasangan dan memahami pasangan dengan segala latar belakang yang berbeda (yaitu keluarga, pola asuh, dll) yang mengakibatkan pasangan tidak mempunyai kepekaan yang sama dengan kita. Melatih diri kita untuk bisa memandang persoalan dengan sisi yang berbeda (dari sisi orang lain). Yang paling penting lainnya adalah adanya keterbukaan dengan pasangan. 3. Jika kita mengenal satu keluarga yang tidak jujur kepada pasangannya, mungkin maksudnya supaya pasangan tidak terlalu pusing atau ikut stress dengan apa yang sedang dihadapinya. Namun hal tersebut malah menjadi konflik yang sampai terlihat dari luar. Apa yang sebaiknya kita lakukan, apakah dengan menasehati salah satu pasangan, atau kita biarkan saja karena itu sudah termasuk wilayah dalam negeri rumah tangga tersebut? Jawaban: memang sebaiknya aib di rumah tangga jangan sampai tersebar. Jika ada permasalahan bisa dikomunikasikan atau mencari penengah yang bisa memberikan solusi kepada permasalahan tersebut. Kita sebagai sahabat bisa menasehati sahabat kita tersebut dengan cara yang baik. Dan sebaiknya mencari sahabat yang bisa amanah dengan permasalah rumah tangga tersebut agar tidak tersebar luas. 4. Bagaimana mensikapi permasalahan dengan pasangan bila ternyata salah satu pasangan tidak merasa itu sebuah masalah akan tetapi sang istri merasa tertekan dengan kondisi yang ada? Jawaban: Meningkatakan rasa empati yaitu mencoba menempatkan sudut pandang kita pada sudut pandang orang lain sehingga kita bisa merasakan atau peka terhadap perasaan orang yang sedang mengalami masalah tersebut. Yang terpenting disini juga membiasakan untuk berbagi dan berkomunikasi baik untuk hal-hal yang kecil sekalipun. Keterbukaan dan membiasakan mengemukakan perasaan yang ada merupakan sebuah cara yang baik untuk mengindari kesalahpahaman dan ketidakpekaan pasangan terhadap pasangan yang lainnya. Dan perlu diperhatikan juga sifat-sifat khusus pasangan kita apakah termasuk orang yang bisa menerima permasalahan secara langsung ataukah dengan bertahap. 5. Mohon penjelasan tentang surat An-Nisa ayat 19 "wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya". Jawaban: Dijelaskan pada ayat tersebut bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Bahwa mungkin apa yang tidak kita sukai membawa banyak manfaat dan terbaik untuk kita dan sebaliknya. Di ayat ini juga disinggung jika kita mendapat masalah atau tidak menyukai sesuatu maka bersabarlah. 6. Bagaimana menyikapi pasangan yang mempunyai masalalu yang kelam? Jawaban: Jika pasangan mempunyai masa lalu yang kelam, cobalah untuk fokus berfikir tentang kelebihan-kelebihannya. Karena dalam diri manusia akan selalu tersimpan dua potensi, baik positif maupun negatif, yang saling berlomba untuk muncul dalam keseharian. InsyaAllah jika seseorang telah bertaubat maka Allah akan menjadikannya putih lagi bak cermin yang bening. Justru yang penting berpikir sekarang dan yang akan datang untuk menjaga kebersihan kepribadiannya. apa yang dipikirkan, itu akan mempengaruhu perasaanya. Jadi jangan banyk berpikir negatif tentang pasangan tersebut agar perasaan istrinya tidak terbawa negatif. Ikhlas, memaafkan adalah terapi kejiwaan; dan adil dalam menilai diri maupun pasangan akan membawa perasaan lebih tentram, InsyaAllah |