JANNAH (SURGA) DI DALAM AL QUR'AN
Tempat terindah yang sangat didambakan oleh segenap insan adalah jannah (surga). Bahkan ada sebahagian orang yang ingin menciptakan tempat paling indah di dunia ini yang mereka namakan dengan surga atau surga dunia.
Keinginan yang sangat untuk masuk ke jannah (surga) di jelaskan di dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Dan mereka berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk jannah kecuali orang yang menjadi Yahudi atau Nasrani.” Itulah angan-angan mereka. Katakanlah: “Tunjukkanlah buktimu jika kamu orang-orang yang benar” (QS. 2 ayat 111)
Maka mengapakah orang-orang yang kafir bersegera ke arah engkau, dari kanan dan dari kiri berkelompok? Apakah setiap orang dari mereka berharap untuk masuk jannah yang penuh kenikmatan? (QS. 70 ayat 36-38)
Jannah (surga) yang mereka inginkan adalah suatu tempat akhir yang penuh dengan kesenangan abadi. Tidak ada kesusahan, penderitaan, kepanasan, kedinginan, dan segala macam keadaan yang tidak diinginkan oleh manusia. Siang dan malam mereka hanya berhadapan dengan kesenangan dan kebahagiaan. Hanya orang-orang bodoh yang tidak ingin masuk ke sana. Keinginan untuk masuk ke dalam jannah itu diungkapkan oleh semua manusia dengan berbagai permintaan secara langsung atau hanya melalui angan-angan. Bahkan kebanyakan mereka yakin bahwa hanya dengan berdoa/meminta, mereka akan bisa masuk jannah. Apakah begitu mudahnya masuk ke tempat yang penuh dengan kesenangan abadi itu yang luasnya seluas langit dan bumi?
APAKAH JANNAH ITU?
Jannah lebih dikenal di kalangan muslim pada umunya dengan nama surga. Jannah bentuk mufrad dan jamaknya jannaanun dan jannaatun. Jannah artinya al hadiiqatu dzaatusy syajar atau kebun/taman. Jadi, surga adalah sebuah taman atau kebun.
Melihat artinya, kita akan menggambarkan bahwa surga adalah sebuah kebun, tempat yang penuh dengan pohon-pohonan dan buah-buahan. Atau sebuah taman, maka kita akan memberikan hiasan tambahan yaitu: lampu-lampu jalan, bangku-bangku panjang, taman bermain, dan lain-lain. Ya seperti itulah keadaan surga yang kelak akan kita masuki. Sebuah taman dan kebun yang disediakan oleh Tuhan penuh dengan fasilitas buat seluruh manusia yang selama hidup di dunia mau berbakti kepada-Nya. Di dunia ini, apabila fasilitas yang disediakan sudah tidak bertaraf asal-asalan, maka masuk ke sana tidak lagi gratis contohnya taman buah mekarsari atau taman bunga wiladatika atau taman-taman lainnya.
Surga yang kelak menjadi tempat terakhir manusia dirancang oleh Tuhan sebegitu hebatnya, mempunyai kesenangan yang tidak ada bandingannya di alam ini, dan tidak asal-asalan. Lalu mengapa kita menganggap surga yang dibuat Tuhan itu asal-asalan, dengan beranggapan bahwa masuk kesana itu mudah. Asalkan rajin meminta (berdoa), asalkan banyak menyebut namanya (berzikr), dan asalkan banyak mengirim rahmat (shalawat) kepada yang mempromosikannya (Rasulullah Muhammad)? Kalau memang seperti itu, kasihan sekali orang-orang yang patuh beribadah yang setiap saat melakukan amal kebaikan (infak, shadaqah, dan lain-lain) mengharap pahala dan ampunan harus sama kedudukannya dengan orang-orang yang setiap saat hanya bergantung pada prasangka dan angan-angan.
ARTI LAIN JANNAH BUKAN CUMA SURGA TETAPI JUGA KEBUN
Dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka karena mencari ridha Allah dan peneguhan dari dalam diri mereka, seperti sebuah kebun di tanah tinggi yang hujan lebat menimpanya, lalu memberikan makanannya dua kali lipat. Jika tidak ada hujan lebat maka ada hujan gerimis. Dan Allah mengetahui dengan apa yang kamu kerjakan. (QS. 2 ayat 265)
Apakah berkeinginan salah seorang dari kamu bahwa ada untuknya sebuah kebun kurma dan anggur yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai; untuknya di dalamnya dari setiap buah-buahan, dan masa tua menimpanya dan baginya keturunan yang lemah. Lalu kebun itu ditimpa suatu pusaran angin yang di dalamnya ada api, maka terbakarlah. Seperti itulah Allah menerangkan untukmu ayat-ayat agar kamu berfikir. (QS. 2 ayat 266)
atau ada bagimu sebuah kebun kurma dan anggur, lalu dipancarkan sungai-sungai di celah-celahnya dengan pancaran yang keras. (QS. 17 ayat 91)
Sesungguhnya Kami telah menguji mereka sebagaimana Kami telah menguji pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka benar-benar akan memetiknya di waktu shubuh, (QS. 68 ayat 17)
Dan mengapa ketika engkau masuk kebun engkau, engkau tidak mengatakan: “Apa yang Allah mau, tidak ada kekuatan melainkan karena Allah”, jika engkau melihat aku lebih sedikit harta dan anak dari engkau, (QS. 18 ayat 39)
Maka mungkin saja Rabbku akan memberikanku yang lebih baik dari kebun engkau dan mengutus perhitungan atasnya dari langit, lalu jadilah dia sebuah tanah yang licin. (QS. 18 ayat 40)
Dan dia masuk ke kebunnya dan dia zhalim untuk dirinya, ia berkata: “Aku tidaklah menyangka bahwa (surga) ini akan binasa selama-lamanya, (QS. 18 ayat 35)
Sesungguhnya benar-benar ada untuk kaum Saba' pada tempat tinggal mereka suatu ayat. Dua kebun dari sebelah kanan dan sebelah kiri. Makanlah dari rezki Rabbmu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negeri yang baik dan Rabb yang Maha Pengampun. (QS. 34 ayat 15)
Dan masih banyak ayat-ayat yang lain yang mengatakan bahwa arti lain jannah adalah kebun. Diantaranya: QS. 18 ayat 32, QS. 34 ayat 16, QS. 6 ayat 99, QS. 6 ayat 141, QS. 13 ayat 4, QS. 23 ayat 19, QS. 25 ayat 8, QS. 26 ayat 57, 134, 147, QS. 36 ayat 34, QS. 44 ayat 25, QS. 50 ayat 9, QS. 71 ayat 12, QS. 78 ayat 16.
Dan perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka karena mencari ridha Allah dan peneguhan dari dalam diri mereka, seperti sebuah kebun di tanah tinggi yang hujan lebat menimpanya, lalu memberikan makanannya dua kali lipat. Jika tidak ada hujan lebat maka ada hujan gerimis. Dan Allah mengetahui dengan apa yang kamu kerjakan. (QS. 2 ayat 265)
Apakah berkeinginan salah seorang dari kamu bahwa ada untuknya sebuah kebun kurma dan anggur yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai; untuknya di dalamnya dari setiap buah-buahan, dan masa tua menimpanya dan baginya keturunan yang lemah. Lalu kebun itu ditimpa suatu pusaran angin yang di dalamnya ada api, maka terbakarlah. Seperti itulah Allah menerangkan untukmu ayat-ayat agar kamu berfikir. (QS. 2 ayat 266)
atau ada bagimu sebuah kebun kurma dan anggur, lalu dipancarkan sungai-sungai di celah-celahnya dengan pancaran yang keras. (QS. 17 ayat 91)
Sesungguhnya Kami telah menguji mereka sebagaimana Kami telah menguji pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka benar-benar akan memetiknya di waktu shubuh, (QS. 68 ayat 17)
Dan mengapa ketika engkau masuk kebun engkau, engkau tidak mengatakan: “Apa yang Allah mau, tidak ada kekuatan melainkan karena Allah”, jika engkau melihat aku lebih sedikit harta dan anak dari engkau, (QS. 18 ayat 39)
Maka mungkin saja Rabbku akan memberikanku yang lebih baik dari kebun engkau dan mengutus perhitungan atasnya dari langit, lalu jadilah dia sebuah tanah yang licin. (QS. 18 ayat 40)
Dan dia masuk ke kebunnya dan dia zhalim untuk dirinya, ia berkata: “Aku tidaklah menyangka bahwa (surga) ini akan binasa selama-lamanya, (QS. 18 ayat 35)
Sesungguhnya benar-benar ada untuk kaum Saba' pada tempat tinggal mereka suatu ayat. Dua kebun dari sebelah kanan dan sebelah kiri. Makanlah dari rezki Rabbmu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negeri yang baik dan Rabb yang Maha Pengampun. (QS. 34 ayat 15)
Dan masih banyak ayat-ayat yang lain yang mengatakan bahwa arti lain jannah adalah kebun. Diantaranya: QS. 18 ayat 32, QS. 34 ayat 16, QS. 6 ayat 99, QS. 6 ayat 141, QS. 13 ayat 4, QS. 23 ayat 19, QS. 25 ayat 8, QS. 26 ayat 57, 134, 147, QS. 36 ayat 34, QS. 44 ayat 25, QS. 50 ayat 9, QS. 71 ayat 12, QS. 78 ayat 16.
JANNAH BERADA DI BUMI
Pada solar system kita ditemukan ada 11 buah planet. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan 3 buah planet katai (dwarf planet) yaitu: Ceres, Pluto, dan Eris. Jumlah ini sesuai dengan ayat Al Qur'an:
Ketika Yusuf berkata kepada bapaknya: “Hai bapakku, sesungguhnya aku (mimpi) melihat sebelas planet, matahari dan bulan. Aku melihat mereka bersujud kepadaku.” (QS. 12 ayat 4)
Bumi atau sebutan lainnya 'Ardl (Arab) atau earth (inggris) disebut di dalam Al Qur'an sebanyak 463 kali. Dan di antara 11 planet itu, hanya bumilah yang ada kehidupan. Seperti yang dijelaskan pula di dalam Al Qur'an:
Dan sesungguhnya benar-benar Kami telah menempatkan kamu di muka bumi dan Kami menjadikan kehidupan-kehidupan untukmu di dalamnya. Sedikit sekali kamu yang bersyukur. (QS. 7 ayat 10)
Dan bumi yang Kami telah bentangkannya dan Kami menancapkan di dalamnya gunung-gunung dan Kami telah menumbuhkan di dalamnya dari setiap sesuatu yang ditimbang. Dan Kami telah menjadikan untukmu kehidupan-kehidupan di dalamnya dan apa yang sekali-kali bukan kamu yang memberi rezki kepadanya. (QS. 15 ayat 19-20)
Hanya planet bumi yang terdapat kehidupan secara ilmiah dapat dibuktikan dilihat dari dua hal yaitu suhu dan atmosfir. Hal itu disebabkan jarak yang ideal antara bumi dengan matahari dibandingkan jarak planet-planet lainnya. Ahli geologi Amerika, Frank Press dan Raymond Siever, menunjukkan keistimewaan suhu rata-rata di bumi. Mereka menyatakan, “kehidupan seperti yang kita ketahui hanya mungkin terjadi pada selang suhu yang sangat sempit. Selang suhu ini mungkin hanya 1 atau 2 persen dari selang suhu antara nol mutlak dan suhu permukaan matahari.”
Manusia mengalami dua kali kematian dan dua kali kehidupan (QS. 2 ayat 28, QS. 40 ayat 11).
Kematian yang pertama, dia belum berbentuk sesuatu yang dapat disebut dan tidak bernyawa.
Kematian yang kedua, dia dicabut nyawanya.
Kehidupan yang pertama, dia diberikan nyawa.
Kehidupan yang kedua, dia dibangkitkan.
Proses kehidupan dan kematian manusia itu terjadi di bumi. Bukan di planet lain atau di langit.
Dia berkata: “Pindahlah kamu berdua, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan untukmu di bumi itu tempat tetap dan kesenangan hingga waktunya”. Dia berkata: “Di dalamnya kamu hidup dan di dalamnya kamu mati, dan daripadanya kamu akan dikeluarkan”. (QS. 7 ayat 25)
Apabila kehidupan, kematian, dan kebangkitan terjadi di bumi, maka itu artinya tempat yang kelak akan Allah jadikan sebagai alam akhir nanti dimana siksaan dan kesenangan abadi menunggu manusia adanya di bumi yang hari ini kita pijak. Bagaimana Al Qur'an menjelaskan hal itu?
Pada hari sa'at (Qiamat) nanti, Allah akan menghancurkan alam ini termasuk bumi. Bumi Allah akan porak-porandakan dengan bencana-bencana alam seperti gempa, angin puting beliung, hujan meteor, dan banjir sehingga bumi ini menjadi rata, terbakar, dan kosong.
Keterangan pertama:
Apabila matahari itu digulung, dan apabila bintang-bintang itu jatuh berguguran, dan apabila gunung-gunung itu dijalankan, dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan, dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dibakar, dan apabila jiwa-jiwa dipasangkan, dan apabila yang ditanam hidup-hidup ditanya, dengan kesalahan apa mereka dibunuh?, dan apabila lembaran-lembaran itu dibuka, apabila langit itu dikupas, dan apabila Jahim dinyalakan, dan apabila surga dihampirkan, setiap jiwa mengetahui apa yang telah dia hadirkan. (QS. 81 ayat 1-14)
Di ayat tersebut di atas menjelaskan:
1. Matahari yang hancur
2. Meteor-meteor berjatuhan
3. Gunung-gunung meletus (api) atau meleleh (es)
4. Semua harta yang paling berharga (unta-unta bunting) ditinggalkan
5. Semua binatang-binatang liar berkumpul di suatu tempat menandakan akan terjadinya bencana
6. Lautan suhunya naik menjadi panas dan meluap
7. Manusia-manusia dibangkitkan
8. Saksi-saksi dihadirkan (termasuk anak-anak perempuan yang dibunuh pada zaman jahiliyah)
9. Catatan amal diperlihatkan
10. Alam terang benderang
11. Jahim (neraka) dinyalakan
12. Surga dihampirkan.
Proses kejadian di atas itu terjadi di muka bumi yang dimulai dengan kehancuran alam semesta yang efeknya menimpa bumi, sampai akhirnya dinyalakan neraka dan dihampirkan surga.
Keterangan kedua:
Apabila bumi itu diguncangkan dengan keguncangannya, dan bumi itu mengeluarkan beban-bebannya, dan manusia berkata: "Mengapa dia?" pada hari itu bumi menceritakan kabarnya, dengan sesungguhnya Rabb engkau telah mewahyukan kepadanya. Pada hari itu manusia berangkat dengan keadaan berbeda-beda untuk diperlihatkan amal-amal mereka. Maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, dia akan melihatnya, dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, dia akan melihatnya. (QS. 99 ayat 1-8)
Pada hari sa'at (kiamat) nanti, bumi mengalami keguncangan dahsyat dan semua isi di dalamnya berhamburan keluar. Bisa kita bayangkan bagaimana berantakannya bumi dan keadaan manusia di atas permukaannya pada hari itu. Setelah itu manusia bangkit dalam keadaan yang bermacam-macam untuk melihat amal perbuatannya. Setelah bumi itu hancur menjadi rata, semua manusia dibangkitkan kembali hari itu di tempat yang sama dengan keadaan bumi yang berbeda.
Keterangan ketiga:
Apabila langit itu pecah, dan langit mengizinkan Rabbnya dan sudah semestinya ia. Dan apabila bumi itu diratakan, dan ia melemparkan apa yang di dalamnya dan ia menjadi kosong, dan bumi mengizinkan Rabbnya dan sudah semestinya ia. Hai manusia, sesungguhnya engkau yang bekerja keras kepada Rabb engkau, maka akan menemui-Nya. Maka adapun orang yang menerima kitabnya di sebelah kanannya, maka kelak dia akan dihisab dengan hisab yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya dengan gembira. Dan adapun orang yang diberikan kitabnya di sebelah punggungnya, maka kelak dia akan menyeru suatu kebinasaan, dan dia akan memasuki neraka yang menyala. (QS. 84 ayat 1-12)
Langit menjadi pecah (atmosfir berantakan) dan bumi diratakan. Bumi melemparkan semua yang di dalam maupun di atas permukaanya, lalu ia menjadi kosong. Setelah itu terjadilah kebangkitan. Manusia dihadapkan kepada penghisaban amalnya masing-masing. Di hadapan mereka menanti surga dan neraka.
Keterangan keempat:
Dan mereka bertanya kepada engkau tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Rabb-ku akan menghamburkannya dengan sehambur-hamburnya, lalu Dia akan membiarkannya menjadi tanah rata juga hampa, Pada hari itu mereka mengikuti seorang penyeru tidak ada yang bengkok bagi (seruan) nya, dan khusyu suara-suara bagi Yang Maha Baik, maka tidaklah kamu mendengar melainkan bisikan. (QS. 20 ayat 105-108)
Gunung-gunung akan Allah hancurleburkan menjadi rata dan hampa. Setelah itu segalanya menjadi sepi. Hanya bisikan-bisikan orang yang kebingungan saat mereka dibangkitkan..
Keterangan kelima:
Dan mereka tidak mengukur Allah sebenar-benar ukuran-Nya padahal bumi semuanya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit akan dilipat dengan tangan kanan-Nya. Maha Kuasa Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Dan ditiup sangkakala, maka pingsanlah siapa yang di langit dan siapa yang di bumi kecuali siapa yang Allah mau. Kemudian ia ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Dan menjadi terang bumi itu dengan cahaya Rabb-nya dan dilahirkan (dibuka) isi Kitab itu dan didatangkan nabi-nabi dan syuhada dan diselesaikan di antara mereka dengan kebenaran dan mereka tidak akan dizhalimi. Dan disempurnakan tiap-tiap diri apa yang telah dia amalkan dan Dia lebih mengetahui dengan apa yang mereka kerjakan. Dan orang-orang yang kafir dihalau ke neraka Jahanam dengan berombong-rombong. Sehingga apabila mereka datang kepadanya, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkata kepada mereka yang menjaganya: “Bukankah telah datang kepadamu rasul-rasul di antara kamu yang membacakan atas kamu ayat-ayat Rabb-mu dan memberi peringatan kepadamu pertemuan harimu ini”. Mereka berkata: “Sebenarnya ya”, dan akan tetapi telah tetap kalimat azab itu atas orang-orang yang kafir. Dikatakan: “Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam yang kekal di dalamnya”. Maka seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang sombong. Dan di halau orang-orang yang bertaqwa kepada Rabb mereka ke jannah dengan berombong-rombong. Sehingga apabila mereka mendatanginya dan dibukakan pintu-pintunya dan berkata kepada mereka yang menjaganya: “Salam atas kamu, baik-baiklah kamu, maka masukilah ia dengan kekal”. Dan mereka berkata: “Puji itu bagi Allah yang telah membenarkan kepada kami janji-Nya dan telah mewariskan kepada kami bumi yang kami tempati dari jannah itu di mana saja kami mau. Maka sebaik-baik balasan orang-orang yang beramal. Dan engkau melihat malaikat-malaikat itu melingkar di sekeliling ‘arsy, mereka bertasbih dengan memuji Rabb-nya; dan diselesaikan di antara mereka dengan kebenaran dan dikatakan: “Puji itu bagi Allah, Rabb semua mahluk”. (QS. 39 ayat 67-75)
Di tiup sangkakala yang pertama semua mahluk mati kecuali para malaikat. Ditiup yang kedua kali, semua manusia bangkit dan menunggu keputusan. Kemudian bumi menjadi terang, dibangkitkan para saksi, dihitung amal perbuatan, lalu di hadapan mereka ada neraka dan surga.
Di situ jelas sekali bahwa bumi setelah porak-poranda dan gelap gulita tiba-tiba menjadi terang dan terlihat rata. Dan perkataan orang-orang jannah yang memuji Allah karena telah memberikan bumi yang berisi jannah.
Keterangan keenam:
Pada hari bumi itu diganti dengan bumi yang lain dan (juga) langit. Dan mereka keluar kepada Allah yang Maha Satu lagi Maha Kuasa. Dan engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu mereka dibelenggu dengan rantai. (QS. 14 ayat 48)
Pada hari kiamat keadaan bumi diganti dengan keadaan lain, begitu juga langit. Bumi yang kita pijak adalah bumi yang sama dan langit yang di atas kita adalah langit yang sama. Hanya saja bumi pada hari akhir nanti setelah digusur hebat akan diganti keadaannya dan langit akan dikupas menjadi lebih terang bukan karena panas matahari, tetapi dengan cahaya Allah.
Berdasarkan beberapa keterangan ayat di atas, jelas bagi kita bahwa jannah dan naar (neraka) bukan di langit atau tempat lain, tetapi ada di bumi yang sekarang kita pijak. Tetapi keadaannya tidak seperti sekarang, banyak gedung-gedung, manusia, serta kehidupan-kehidupan lainnya. Keadaan bumi nanti setelah diratakan seperti sebuah tanah lapang yang sepi dan terang dengan cahaya yang tidak bisa digambarkan terangnya, tapi tidak panas dan menyengat seperti matahari. Pada hari itu tidak ada kebisingan, hanya suara bisikan-bisikan orang-orang yang berharap cemas menanti hisab. Kemudian neraka dinyalakan dan surga disediakan. Setelah itu masing-masing golongan (kafir dan bertaqwa) akan digiring ke tempatnya masing-masing (jannah dan naar).
Pujian itu kepunyaan Allah!
Pada solar system kita ditemukan ada 11 buah planet. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan 3 buah planet katai (dwarf planet) yaitu: Ceres, Pluto, dan Eris. Jumlah ini sesuai dengan ayat Al Qur'an:
Ketika Yusuf berkata kepada bapaknya: “Hai bapakku, sesungguhnya aku (mimpi) melihat sebelas planet, matahari dan bulan. Aku melihat mereka bersujud kepadaku.” (QS. 12 ayat 4)
Bumi atau sebutan lainnya 'Ardl (Arab) atau earth (inggris) disebut di dalam Al Qur'an sebanyak 463 kali. Dan di antara 11 planet itu, hanya bumilah yang ada kehidupan. Seperti yang dijelaskan pula di dalam Al Qur'an:
Dan sesungguhnya benar-benar Kami telah menempatkan kamu di muka bumi dan Kami menjadikan kehidupan-kehidupan untukmu di dalamnya. Sedikit sekali kamu yang bersyukur. (QS. 7 ayat 10)
Dan bumi yang Kami telah bentangkannya dan Kami menancapkan di dalamnya gunung-gunung dan Kami telah menumbuhkan di dalamnya dari setiap sesuatu yang ditimbang. Dan Kami telah menjadikan untukmu kehidupan-kehidupan di dalamnya dan apa yang sekali-kali bukan kamu yang memberi rezki kepadanya. (QS. 15 ayat 19-20)
Hanya planet bumi yang terdapat kehidupan secara ilmiah dapat dibuktikan dilihat dari dua hal yaitu suhu dan atmosfir. Hal itu disebabkan jarak yang ideal antara bumi dengan matahari dibandingkan jarak planet-planet lainnya. Ahli geologi Amerika, Frank Press dan Raymond Siever, menunjukkan keistimewaan suhu rata-rata di bumi. Mereka menyatakan, “kehidupan seperti yang kita ketahui hanya mungkin terjadi pada selang suhu yang sangat sempit. Selang suhu ini mungkin hanya 1 atau 2 persen dari selang suhu antara nol mutlak dan suhu permukaan matahari.”
Manusia mengalami dua kali kematian dan dua kali kehidupan (QS. 2 ayat 28, QS. 40 ayat 11).
Kematian yang pertama, dia belum berbentuk sesuatu yang dapat disebut dan tidak bernyawa.
Kematian yang kedua, dia dicabut nyawanya.
Kehidupan yang pertama, dia diberikan nyawa.
Kehidupan yang kedua, dia dibangkitkan.
Proses kehidupan dan kematian manusia itu terjadi di bumi. Bukan di planet lain atau di langit.
Dia berkata: “Pindahlah kamu berdua, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan untukmu di bumi itu tempat tetap dan kesenangan hingga waktunya”. Dia berkata: “Di dalamnya kamu hidup dan di dalamnya kamu mati, dan daripadanya kamu akan dikeluarkan”. (QS. 7 ayat 25)
Apabila kehidupan, kematian, dan kebangkitan terjadi di bumi, maka itu artinya tempat yang kelak akan Allah jadikan sebagai alam akhir nanti dimana siksaan dan kesenangan abadi menunggu manusia adanya di bumi yang hari ini kita pijak. Bagaimana Al Qur'an menjelaskan hal itu?
Pada hari sa'at (Qiamat) nanti, Allah akan menghancurkan alam ini termasuk bumi. Bumi Allah akan porak-porandakan dengan bencana-bencana alam seperti gempa, angin puting beliung, hujan meteor, dan banjir sehingga bumi ini menjadi rata, terbakar, dan kosong.
Keterangan pertama:
Apabila matahari itu digulung, dan apabila bintang-bintang itu jatuh berguguran, dan apabila gunung-gunung itu dijalankan, dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan, dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dibakar, dan apabila jiwa-jiwa dipasangkan, dan apabila yang ditanam hidup-hidup ditanya, dengan kesalahan apa mereka dibunuh?, dan apabila lembaran-lembaran itu dibuka, apabila langit itu dikupas, dan apabila Jahim dinyalakan, dan apabila surga dihampirkan, setiap jiwa mengetahui apa yang telah dia hadirkan. (QS. 81 ayat 1-14)
Di ayat tersebut di atas menjelaskan:
1. Matahari yang hancur
2. Meteor-meteor berjatuhan
3. Gunung-gunung meletus (api) atau meleleh (es)
4. Semua harta yang paling berharga (unta-unta bunting) ditinggalkan
5. Semua binatang-binatang liar berkumpul di suatu tempat menandakan akan terjadinya bencana
6. Lautan suhunya naik menjadi panas dan meluap
7. Manusia-manusia dibangkitkan
8. Saksi-saksi dihadirkan (termasuk anak-anak perempuan yang dibunuh pada zaman jahiliyah)
9. Catatan amal diperlihatkan
10. Alam terang benderang
11. Jahim (neraka) dinyalakan
12. Surga dihampirkan.
Proses kejadian di atas itu terjadi di muka bumi yang dimulai dengan kehancuran alam semesta yang efeknya menimpa bumi, sampai akhirnya dinyalakan neraka dan dihampirkan surga.
Keterangan kedua:
Apabila bumi itu diguncangkan dengan keguncangannya, dan bumi itu mengeluarkan beban-bebannya, dan manusia berkata: "Mengapa dia?" pada hari itu bumi menceritakan kabarnya, dengan sesungguhnya Rabb engkau telah mewahyukan kepadanya. Pada hari itu manusia berangkat dengan keadaan berbeda-beda untuk diperlihatkan amal-amal mereka. Maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, dia akan melihatnya, dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, dia akan melihatnya. (QS. 99 ayat 1-8)
Pada hari sa'at (kiamat) nanti, bumi mengalami keguncangan dahsyat dan semua isi di dalamnya berhamburan keluar. Bisa kita bayangkan bagaimana berantakannya bumi dan keadaan manusia di atas permukaannya pada hari itu. Setelah itu manusia bangkit dalam keadaan yang bermacam-macam untuk melihat amal perbuatannya. Setelah bumi itu hancur menjadi rata, semua manusia dibangkitkan kembali hari itu di tempat yang sama dengan keadaan bumi yang berbeda.
Keterangan ketiga:
Apabila langit itu pecah, dan langit mengizinkan Rabbnya dan sudah semestinya ia. Dan apabila bumi itu diratakan, dan ia melemparkan apa yang di dalamnya dan ia menjadi kosong, dan bumi mengizinkan Rabbnya dan sudah semestinya ia. Hai manusia, sesungguhnya engkau yang bekerja keras kepada Rabb engkau, maka akan menemui-Nya. Maka adapun orang yang menerima kitabnya di sebelah kanannya, maka kelak dia akan dihisab dengan hisab yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya dengan gembira. Dan adapun orang yang diberikan kitabnya di sebelah punggungnya, maka kelak dia akan menyeru suatu kebinasaan, dan dia akan memasuki neraka yang menyala. (QS. 84 ayat 1-12)
Langit menjadi pecah (atmosfir berantakan) dan bumi diratakan. Bumi melemparkan semua yang di dalam maupun di atas permukaanya, lalu ia menjadi kosong. Setelah itu terjadilah kebangkitan. Manusia dihadapkan kepada penghisaban amalnya masing-masing. Di hadapan mereka menanti surga dan neraka.
Keterangan keempat:
Dan mereka bertanya kepada engkau tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Rabb-ku akan menghamburkannya dengan sehambur-hamburnya, lalu Dia akan membiarkannya menjadi tanah rata juga hampa, Pada hari itu mereka mengikuti seorang penyeru tidak ada yang bengkok bagi (seruan) nya, dan khusyu suara-suara bagi Yang Maha Baik, maka tidaklah kamu mendengar melainkan bisikan. (QS. 20 ayat 105-108)
Gunung-gunung akan Allah hancurleburkan menjadi rata dan hampa. Setelah itu segalanya menjadi sepi. Hanya bisikan-bisikan orang yang kebingungan saat mereka dibangkitkan..
Keterangan kelima:
Dan mereka tidak mengukur Allah sebenar-benar ukuran-Nya padahal bumi semuanya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit akan dilipat dengan tangan kanan-Nya. Maha Kuasa Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Dan ditiup sangkakala, maka pingsanlah siapa yang di langit dan siapa yang di bumi kecuali siapa yang Allah mau. Kemudian ia ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Dan menjadi terang bumi itu dengan cahaya Rabb-nya dan dilahirkan (dibuka) isi Kitab itu dan didatangkan nabi-nabi dan syuhada dan diselesaikan di antara mereka dengan kebenaran dan mereka tidak akan dizhalimi. Dan disempurnakan tiap-tiap diri apa yang telah dia amalkan dan Dia lebih mengetahui dengan apa yang mereka kerjakan. Dan orang-orang yang kafir dihalau ke neraka Jahanam dengan berombong-rombong. Sehingga apabila mereka datang kepadanya, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkata kepada mereka yang menjaganya: “Bukankah telah datang kepadamu rasul-rasul di antara kamu yang membacakan atas kamu ayat-ayat Rabb-mu dan memberi peringatan kepadamu pertemuan harimu ini”. Mereka berkata: “Sebenarnya ya”, dan akan tetapi telah tetap kalimat azab itu atas orang-orang yang kafir. Dikatakan: “Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam yang kekal di dalamnya”. Maka seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang sombong. Dan di halau orang-orang yang bertaqwa kepada Rabb mereka ke jannah dengan berombong-rombong. Sehingga apabila mereka mendatanginya dan dibukakan pintu-pintunya dan berkata kepada mereka yang menjaganya: “Salam atas kamu, baik-baiklah kamu, maka masukilah ia dengan kekal”. Dan mereka berkata: “Puji itu bagi Allah yang telah membenarkan kepada kami janji-Nya dan telah mewariskan kepada kami bumi yang kami tempati dari jannah itu di mana saja kami mau. Maka sebaik-baik balasan orang-orang yang beramal. Dan engkau melihat malaikat-malaikat itu melingkar di sekeliling ‘arsy, mereka bertasbih dengan memuji Rabb-nya; dan diselesaikan di antara mereka dengan kebenaran dan dikatakan: “Puji itu bagi Allah, Rabb semua mahluk”. (QS. 39 ayat 67-75)
Di tiup sangkakala yang pertama semua mahluk mati kecuali para malaikat. Ditiup yang kedua kali, semua manusia bangkit dan menunggu keputusan. Kemudian bumi menjadi terang, dibangkitkan para saksi, dihitung amal perbuatan, lalu di hadapan mereka ada neraka dan surga.
Di situ jelas sekali bahwa bumi setelah porak-poranda dan gelap gulita tiba-tiba menjadi terang dan terlihat rata. Dan perkataan orang-orang jannah yang memuji Allah karena telah memberikan bumi yang berisi jannah.
Keterangan keenam:
Pada hari bumi itu diganti dengan bumi yang lain dan (juga) langit. Dan mereka keluar kepada Allah yang Maha Satu lagi Maha Kuasa. Dan engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu mereka dibelenggu dengan rantai. (QS. 14 ayat 48)
Pada hari kiamat keadaan bumi diganti dengan keadaan lain, begitu juga langit. Bumi yang kita pijak adalah bumi yang sama dan langit yang di atas kita adalah langit yang sama. Hanya saja bumi pada hari akhir nanti setelah digusur hebat akan diganti keadaannya dan langit akan dikupas menjadi lebih terang bukan karena panas matahari, tetapi dengan cahaya Allah.
Berdasarkan beberapa keterangan ayat di atas, jelas bagi kita bahwa jannah dan naar (neraka) bukan di langit atau tempat lain, tetapi ada di bumi yang sekarang kita pijak. Tetapi keadaannya tidak seperti sekarang, banyak gedung-gedung, manusia, serta kehidupan-kehidupan lainnya. Keadaan bumi nanti setelah diratakan seperti sebuah tanah lapang yang sepi dan terang dengan cahaya yang tidak bisa digambarkan terangnya, tapi tidak panas dan menyengat seperti matahari. Pada hari itu tidak ada kebisingan, hanya suara bisikan-bisikan orang-orang yang berharap cemas menanti hisab. Kemudian neraka dinyalakan dan surga disediakan. Setelah itu masing-masing golongan (kafir dan bertaqwa) akan digiring ke tempatnya masing-masing (jannah dan naar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar